Selama ini kita hanya mengenal kegunaan Vitamin E sebagai anti oksidan, vitamin kecantikan dan kesuburan. Padahal kira-kira lima dekade yang lalu, dua dokter dari Kanada telah menemukan bahwa suplemen Vitamin E alami dapat membantu mengatasi penyakit jantung. Saat ini, bahkan ternyata bukan hanya penyakit jantung saja, tapi juga penyakit-penyakit lain seperti kanker dan Alzheimer disarankan untuk mengkonsumsi antioksidan “ajaib” ini setiap harinya. Apa saja sih sebenarnya keuntungan mengkonsumsi vitamin E secara rutin?
Mencegah Pembengkakan di Pembuluh Darah
Suatu studi di Inggris terhadap 2.000 orang pasien yang didiagnosa memiliki penyakit jantung, telah menemukan bahwa konsumsi 400 IU atau 800 IU vitamin E alami perhari selama 18 bulan mampu mengurangi insiden serangan jantung sampai dengan 77%! Setelah diteliti, ternyata vitamin E bukan hanya bekerja sebagai antioksidan saja, namun juga memiliki daya anti-inflamasi (anti pembengkakan). Saat ini para ahli sains memang telah mengklasifikasikan penyakit jantung sebagai suatu kondisi inflamasi (adanya pembengkakan di pembuluh-pembuluh darah di jantung).
Inflamasi adalah hasil dari respon system imun apabila terjadi infeksi pada tubuh. Jika ada infeksi, system imun akan mengkoordinir sel-sel darah putih untuk “berkumpul” dan menyerang infeksi tersebut. Pada kasus gangguan jantung, yang dianggap sebagai “infeksi” adalah LDL, yang kita kenal sebagai kolesterol jahat. Sebetulnya LDL berfungsi untuk menyalurkan nutrisi-nutrisi larut lemak seperti vitamin E dan beta karoten ke seluruh tubuh.
Namun apabila tubuh kekurangan antioksidan, LDL akan ditimbuni oleh radikal-radikal bebas, akibatnya LDL-nya juga bersifat radikal bebas. Dan LDL+radikal bebas inilah yang “dibaca” system imun sebagai infeksi, dan kemudian diserang oleh sel-sel darah putih, dan reaksi imun-lah yang menyebabkan LDL yang telah diserang oleh sel-sel darah putih tersebut kemudian ditumpuk di dinding-dinding arteri.
Sejauh ini memang tidak ada bukti bahwa mengkonsumsi teh tidak baik untuk kesehatan. Memang ada penelitian yang menyebutkan bahwa teh mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Ini berarti, orang yang beresiko menderita anemia harus menghindari minum teh sekitar jam makan.
Salah satu zat pencetus inflamasi dalam tubuh adalah CRP atau C-Reactive-Protein yang membantu menjaga respon imun. Tingginya kadar CRP dalam darah dapat menjadi indikasi adanya inflamasi serius dalam tubuh. Para peneliti di Harvard Medical School bahkan menemukan bahwa CRP adalah penanda terkuat – dibandingkan dengan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah – untuk memberi petunjuk bahwa tubuh mengalami gangguan jantung.
Penelitian di University of Otago, New Zealand, menunjukkan bahwa pasien yang mengkonsumsi vitamin E alamiah 800 IU perhari dapat menurunkan kadar CRP darah sampai dengan 50%. Sehingga dari penelitian-penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, selain vitamin E dapat menjadi antioksidan untuk mencegah LDL memiliki sifat radikal bebas, juga dapat mencegah terjadinya penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya gangguan jantung.
Meringankan Rheumatoid Arthritis
Keuntungan lain dari sifat vitamin E sebagai anti-inflamasi adalah efeknya pada penyakit Rheumatoid Arthritis (RA). RA di Indonesia biasa dikenal dengan demam rematik. RA adalah suatu penyakit auto-imun, yaitu system imun mengenali suatu zat yang sebetulnya ada di dalam tubuh sebagai zat asing, dan kemudian menyerangnya lewat reaksi imun. Manifestasinya adalah pembengkakan terutama di persendian.
Para dokter dari Mesir menguji para pasiennya dengan membagi mereka menjadi 3 kelompok dengan pengobatan berbeda, yang pertama dengan obat anti-arthritis, kedua gabungan obat anti arthritis dengan antioksidan suplemen dosis rendah, dan yang ketiga gabungan obat anti arthritis dengan vitamin E 600 IU tiga kali sehari. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan pengobatan konvensional (obat saja) tidak menunjukkan perkembangan yang berarti, sedangkan kelompok yang menggunakan kombinasi obat dengan antioksidan (kelompok dua dan tiga) menunjukkan penurunan gejala yang signifikan setelah sebulan pengobatan.
Anti Alergi
Vitamin E juga bisa membantu alergi respiratori, yaitu alergi yang memiliki manifestasi ke system pernapasan seperti napas sesak atau asma. Riset yang dilakukan oleh University of Nottingham menunjukkan bahwa adanya hubungan antara penurunan kadar immunoglobulin E (IgE) dalam darah yang menjadi senyawa penanda dalam reaksi alergi dengan konsumsi Vitamin E dosis tinggi.
Asma pada Anak-anak
Suatu studi di UK menyarankan bahwa konsumsi Vitamin E pada saat kehamilan dapat mengurangi risiko asma pada bayi. Suatu studi menemukan bahwa riwayat kesehatan keluarga (adanya keturunan asma/tidak) dan orang tua yang merokok adalah dua faktor yang meningkatkan resiko anak terserang asma, dan tingginya konsumsi vitamin E dapat menurunkan resiko tersebut. Hubungan vitamin E dengan rendahnya resiko asma mengindikasikan bahwa asupan makanan pada ibu hamil dapat mempengaruhi system imun sang bayi.
Pilih yang Natural
Apabila Anda ingin mengkonsumsi vitamin E, usahakan untuk memilih vitamin E dalam bentuk alamiah, yaitu d-alpha-tocopherol, karena bentuk ini memiliki efektivitas daya serap tubuh dua kali dibanding dengan bentuk sintetiknya (ditulis dengan awalan ‘dl’). Dosis efektif minimum dari vitamin E adalah 200 IU perhari, dan dosis 400 IU sampai 800 IU akan lebih efektif lagi, tapi lebih dari itu Anda harus berkonsultasi dulu ke dokter. Untuk hasil yang lebih maksimal, banyak-banyaklah mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin E, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, wheat germ dan beras tumbuk kasar.
Sumber :
Adek Ratna Jameela
http://www.dunia-wanita.com/index.php?Itemid=5&id=89&option=com_content&task=view
Diunduh 17 Maret 2009
Sumber Gambar :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/18114.jpg
http://graphics8.nytimes.com/images/2007/08/01/health/adam/18113.jpg
0 komentar:
Posting Komentar