oleh: Dewi Kartini
Bukan sekadar taman tropis dengan kolam ikan. Ada jembatan sebagai area favorit, yang menyatukan seluruh anggota keluarga.
Sinar matahari pagi mengguratkan bayangan di atas permukaan kolam dan dek. Kecipak puluhan ekor Koi yang tengah memperebutkan jatah makan pagi, menciptakan riak-riak air di permukaan. Suara burung Cucak Ijo, Murai Batu, dan Kenari, saling bersahutan. Suasana pagi yang indah.
“Suasana seperti ini sudah susah didapat, kalau tidak sengaja kita ciptakan,” ucap Kurnia Ningsih, sang nyonya rumah. Itulah sebabnya, ia tak pernah menyesal telah mengalokasikan 77m2 lahan huniannya untuk taman belakang yang asri ini.
Kolam, yang sesungguhnya menjadi “jiwa” suasana di taman itu, membentang sepanjang 9,5m dengan lebar 4m. Kolam sedalam 60cm ini diisi lebih dari 40 ekor Koi. Meski berhubungan langsung dengan alam terbuka, air di dalam kolam terlihat jernih dan terpelihara kebersihannya.
Di atas kolam membentang sebuah jembatan ukuran ± 4,2mx 3m. Letaknya 10cm di atas permukaan air. Dek jembatan dari lembaran papan bangkirai itu pun seolah-olah melayang. Jembatan inilah tempat favorit keluarga, untuk menghabiskan waktu bersama sambil memberi makan ikan-ikan.
Kolam dikelilingi tanaman hijau. Di sua sisinya tumbuh Pisang Madagaskar (Ravenala madagascariensis). Tanah di antara pohon-pohon pisang itu ditanami Air Mancur (Russelia juncea). Di tengah kolam juga ada tanaman, seperti Kamboja (Plumeria rubra) dan Lilil Air Mancur (Hymenocallis sp). Keduanya tumbuh di dalam pot beton yang “direndam” dalam air kolam, dengan ukuran pot sedikit lebih tinggi dari permukaan air.
Sinar matahari, udara, air, dan tanaman, adalah empat elemen alam yang membangun suasana alami di halaman belakang ini. Pemilik rumah tak lupa menambahkan napas kehidupan melalui ikan-ikan Koi dan burung dalam sangkar, yang digantung tak jauh dari teras. Suara kicauan burung menggenapi keindahan suasana taman.
Foto: iDEA/Ricardo De Melo
0 komentar:
Posting Komentar