Cara Menyendawakan Bayi

Rabu, 24 Agustus 2011



Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan. Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu. Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Si kecil pun jadi rewel, bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung.
Itulah perlunya menyendawakan si kecil seusai menyusu. Bahkan untuk bayi yang pencernaannya kurang bagus, sendawakan kembali seusai 10-20 menit atau setengah jam kemudian. Umumnya menyendawakan bayi perlu dilakukan hingga usia 9 bulan. Di atas 9 bulan, kebanyakan bayi sudah bisa bersendawa sendiri. Posisi badannya sudah banyak bergerak dan berubah. Jadi, misalnya, dia tidur tengkurap, maka perut tertekan oleh berat badannya sehingga angin dari perut kemudian turun ke dubur dan keluarlah udaranya dengan cara kentut. Hal lain yang perlu diperhatikan, lakukan teknik menyusui dengan benar. Sebab, posisi menyusui yang kurang tepat akan membuat volume udara bertambah banyak.
Jika bayi tidak sendawa, maka bayi merasa tidak nyaman dan menyebabkannya rewel. Bukan tak mungkin bayi akan sering menangis. Selain itu, tidak bersendawa juga bisa membuat bayi muntah. Celakanya, muntahan bayi bisa memasuki hidung dan paru-paru. Akibatnya, bayi bisa tersedak.
Muntah juga menyebabkan asupan ASI ke dalam lambung keluar kembali. Tidak hanya itu. Lambung yang penuh udara akan menurunkan nafsu makan.
Kapan Bayi Perlu Disendawakan:
1. Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang menyusui, perlahan sendawakanlah.
2. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya terlebih dulu.
3. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90 ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya.
4. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung.
Sendawankanlah si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman.
5. Jika bayi minum tergesa-gesa.
Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi.
POSISI SENDAWA
Bila dilakukan dengan posisi yang tepat, setelah tiga menit, umumnya bayi bersendawa. Masing-masing bayi memiliki posisi favorit bersendawa. Karena itu, kenali posisi favorit bayi Anda. Dengan demikian, bayi cepat bersendawa dan merasa nyaman. Itulah mengapa, sendawa merupakan kenikmatan terbesar bagi si kecil. Bayi senang, ibu pun tenang. Siapkan kain /handuk lembut untuk alas.
Cara Membuat Bayi bersendawa :
1. Menaruh di Pundak (over your shoulder).
Inilah posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa.
Agar berhasil sebaiknya:
a. Usahakan tubuh bayi dalam posisi tegak lurus/vertikal. Dagu menyandar ke bahu, bahu lurus ke bawah, lalu leher disangga tangan.
b. Posisi dagu diusahakan lebih tinggi dari bahu. Mulut dan hidung tidak tertutup. Jika posisi ini diabaikan, sangat mungkin bayi sulit sendawa, bahkan bisa menyebabkannya muntah.
c. Tepuklah di bagian punggung secara perlahan tapi kuat. Jangan terlalu lemah tapi tidak usah terlalu keras. Jangan menepuk di atas pantat atau di pundaknya karena percuma. Tepuklah di bagian tengah, di bawah iga kiri.
d. Goyangkan tubuh bayi, bukan kakinya saat menyendawakan. Mirip menggoyangkan botol. Menggoyangkan sembarangan bisa membuat bayi sulit sendawa.
e. Pegang selalu leher bayi. Jika tidak, bayi bisa mengalami risiko cidera.
2. Posisi Setengah Duduk di Pangkuan (sitting on your lap).
Kelemahan posisi ini, bayi umumnya agak lama bersendawa karena posisinya tidak tegak. Melakukannya pun tidak mudah. Posisi bayi setengah duduk. Dada dan kepala menjorok ke depan. Sangga leher lalu tepuk-tepuk bagian lambungnya. Si kecil pun akan sendawa. Hindari memangku bayi dengan posisi mendatar, karena menyebabkannya muntah.
3. Posisi Telungkup (lying face down on your lap)
Telungkupkan bayi di pangkuan. Tepuk-tepuklah bagian punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih relaks.
4. Metode Tick Tock
- Pegang bayi di bawah ketiaknya. Menahan/ menyangga pada bagian kepala dan leher bayi dengan jari .
- Biarkan kaki bayi menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas.
- Pegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu.
- Miringkan bayi anda dari samping ke samping dengan hati-hati/pelan-pelan.
- Buat suasana menyenangkan bagi bayi, misalnya dengan bersenandung : tick tock -tick tock…
- Gerakan metode tick tock ini akan membuat udara dari lambung bayi akan keluar melalui “sendawa”
- Saat bayi tampak akan bersendawa, pindahkan dari dari hadapan muka anda, terutama jika sendawa bayi disertai dengan air ludah.
Berikut gambaran membuat bayi bersendawa dengan metode tick tock:
Beberapa kesalahan saat menyendawakan bayi :
1. posisi dagu si bayi tidak lebih tinggi dari bahu ibu sehingga mulut dan hidung bayi bisa tertutup tubuh ibu.
2. posisi bayi kadang tidak lurus malah bengkok.
3. saat menepuk punggung terlalu lemah dan tempat yang ditepuk terlalu tinggi atau di bagian bahu/pundak, atau justru terlalu rendah yaitu di bagian bawah (bagian pantat).
4. ibu yang agak menggoyangkan bayinya kala bersendawa, sehingga membuat sendawa lama keluar.
Posisi Benar Menyendawakan BayiLokasi:RS Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, Jakarta. . Foto: Dint`s(nakita)
1. Bila posisi menyusui di tempat tidur, angkat tubuh bayi dengan cara memegang bagian tubuh bawah dan bagian tubuh atas antara bahu dan kepala bayi. Dengan demikian, posisi bayi mantap, tidak bergerak-gerak.
2. Lalu angkat tubuhnya agar berdiri tegak.
3. Tempelkan dagu bayi pada bahu ibu. Jangan sampai kepalanya tertutup badan ibu. Kemudian tepuk-tepuk bagian punggung bayi dengan menggunakan dua jari.
4. Bisa juga dengan tidak menempelkan ke bahu ibu, asalkan tetap dalam posisi tegak.
Posisi Yang Salah
1. Posisi memegang bayi tidak mantap, hanya bagian punggung dan bawahnya. Padahal, leher bayi belum tegak benar sehingga bisa terjadi risiko terkilir.2. Mengangkat bayi untuk memindahkan ke posisi berdiri tegak dengan satu tangan, tidak dibenarkan karena memungkinkan risiko terlepas.
3. Menempelkan tubuh bayi ke badan ibu tanpa memperhatikan apakah kepalanya tertutup tubuh atau tidak. Selain itu, kepala bayi tak disangga.
4. Saat menyendawakan anak sambil duduk, kadang ibu tidakmemperhatikan posisi tubuh si bayi. Seharusnya tidak dalam posisi mendatar seperti ini, karena minuman yang masuk sehabis menyusui akan keluar kembali.
rumahku sorgaku.wordpress.com

Kiat Memilih Rumah Hunian



Mencari dan memilih perumahan seperti halnya mencari jodoh. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih lokasi
Generasi tua suku Jawa sering kali menyamakan rumah dengan “pulung”, yakni anugerah bagi mereka yang memang berjodoh. Menurut kepercayaan mereka, orang yang membeli rumah, baik rumah baru maupun seken, berarti mendapat “pulung”.
Untuk bisa membeli rumah pun harus ada usaha tertentu dari orang yang bersangkutan karena rumah tidak tersedia begitu saja bagi mereka yang mampu membelinya.
Banyak pilihan
Karena membeli rumah harus “cocok” dengan pembeli, maka Anda yang berkehendak membeli rumah tentunya akan mencari rumah yang “cocok” dengan Anda.
Saat ini ada banyak sekali rumah yang ditawarkan penjual, baik yang berada di dalam kompleks perumahan maupun di luar kompleks perumahan. Rumah-rumah itu ditawarkan oleh banyak pihak, antara lain pengembang perumahan itu sendiri, broker properti, dan orang yang akan menjual rumahnya.
Melihat fungsi rumah sebagai tempat berlindung dan ditinggali selamanya, maka memilih rumah harus dilakukan dengan langkah hati-hati dan bijak. Dengan tawaran yang beragam, pilihan Anda menjadi lebih luas.
Dalam memilih rumah di perumahan, yang perlu diingat adalah faktor lokasi sebagai faktor utama dalam memilih rumah. Setelah mendapatkan lokasinya, baru Anda menentukan perumahan mana yang akan Anda pilih.
Agar tidak salah langkah dalam memilih perumahan, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih rumah
A. Lihat siapa pengembangnya
Rumah sebagai unit properti—khususnya yang dibeli dengan kredit—akan melibatkan komitmen jangka panjang. Di sinilah unsur kepercayaan berperan penting dalam bisnis peroperti. Ketika Anda menyerahkan uang tanda “jadi” dan uang muka, berarti Anda percaya bahwa pengembang akan menjaga kepercayaan Anda.
Maka pertimbangkan pengembang yang bisa dipercaya ketika memilih unit properti di sebuah lokasi. Caranya? Cari informasi apakah pengembang yang bersangkutan dapat tepat waktu dalam membangun dan menyerahkan produknya (rumah) dalam proyek sebelumnya. Kalau perlu Anda mengecek apakah pengembang tersebut mempunyai cacat atau tidak dalam memenuhi janji pada saat serah terima rumah. Hal ini penting mengingat dalam beberapa kasus hukum juga terjadi bahwa pengembang tidak kunjung membangun rumah.
B. Lihat tema dan masterplan proyek perumahan
Dengan simulasi komputer, Anda dapat melihat brosur yang disodorkan pengembang dengan visualisasi yang dapat menggambarkan tema dan masterplan perumahan itu. Keduanya merupakan identitas proyek perumahan. Kalau tema dan masterplan-nya adalah kota taman, maka di lokasi itu tentunya tidak dibangun kawasan industri.
Pembangunan kawasan industri di sebuah wilayah mungkin akan membuat wilayah tersebut menjadi bising, tetapi peluang bisnisnya besar kalau harga properti di wilayah tersebut meningkat. Di sisi lain, kota taman mungkin menawarkan lingkungan hunian yang tenang, tetapi harga propertinya mungkin juga akan “tenang-tenang” saja. Oleh karena itu, cari lokasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
C.Legalitas
Sebuah perumahan yang dapat dipertanggungjawabkan legalitasnya adalah bila perumahan tersebut telah memiliki Ijin Pemanfaatan Tanah (IPT). Ijin ini harus dikantongi oleh developer yang hendak mendirikan perumahan untuk dipasarkan. Pengurusan IPT biasanya diserahkan kepada seorang notaris yang ditunjuk oleh developer terkait.
Tugas notaris tersebut berupa survei kelayakan tanah untuk lokasi pendirian perumahan. Tanah yang bermasalah dengan hukum tentu sangat tidak direkomendasikan kepada developer. Selain itu, notaris juga harus menyelesaikan surat-surat yang terkait dengan persyaratan pembuatan IPT. Proses ini yang membuat notaris harus sering berinteraksi dengan Pemda setempat.
Sebuah perumahan yang telah mengantongi IPT dipastikan memiliki sarana-sarana yang telah disyaratkan. Diantaranya, perumahan tersebut memiliki fasilitas umum, fasilitas sosial, dan jalan lingkungan yang tidak buntu. Selain itu, bangunan rumah yang didirikan luas tanahnya tidak boleh kurang dari 120 m2. Sebagi konsumen yang cermat, Anda dapat menanyakan kelengkapan-kelengakapan tersebut sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Atau bila Anda sekarang sudah tinggal di perumahan, Anda tentu dapat menilai sendiri apakah perumahan Anda sudah mengantongi IPT atau belum.
Sebuah developer yang telah memiliki IPT berarti sudah mendapatkan lampu hijau untuk merealisasikan pembangunan perumahan. Di kemudian hari pun, developer ini tidak perlu berkecil hati akan berbenturan dengan permasalahan hukum. Memiliki IPT berari perumahan tersebut sudah legal di mata hukum.
Lalu, apa keuntungan bagi Anda bila perumahan yang Abda pilih telah memiliki IPT? Tentu saja yang pertama adalah rasa aman. Anda tidak lagi dikejar-kejar kekhawatiran tentang legalitas sebuah rumah. Selain itu, sebagai konsumen, Anda akan mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ketika Anda membeli rumah di perumahan tersebut. Sebuah IMB huga bisa membantu Anda bila hendak mengajukan pinjaman ke Bank. IMB merupakan salah satu kelengakapan yang ditanyakan oleh pihak bank. Selain itu, IMB juga memberikan keleluasaan bagi Anda. Artinya, Anda dapat menyertakan IMB bila hendak menjual rumah Anda kelak. Rumah yang dilengakapi IMB memiliki daya jual yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak memilikinya.
Bagaimana denagn rumah yang tidak memiliki IMB? Mungkin Anda tengah menghadapi permasalahan semacam ini. Hingga sekarang Anda belum memiliki IMB. Berbagai alasan dikemukakan oleh developer terkait dengan tidak adanya IMB. Pada umumnya, pihak developer menyertakan PBB ketika menjual sebuah unit rumah. Namun tidak selalu dengan IMB. Untuk itulah, Anda harus cermat dan jeli mencari informasi terkait dengan hal ini. Karena, rumah tanpa IMB berarti tidak legal di mata hukum. Bila sewaktu-waktu terjadi permasalahan dengan perumahan tersebut, Anda tidak mendapat perlindungan hukum.

Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi antara lain:
1. Nilai rumah
Fungsi rumah yang tercermin dari lokasi akan berefek pada harga jual. Semakin banyak fungsi rumah maka harganya semakin tinggi. Pertimbangan di sini adalah apakah harganya sudah mencerminkan nilai dan manfaat yang akan Anda peroleh. Alangkah sayangnya kalau Anda membeli rumah di lokasi dengan berbagai fasilitas tetapi Anda menghabiskan seluruh waktu di tempat kerja. Atau rumah yang Anda beli mahal, hanya ditempati sekali sebulan atau pada akhir pekan saja.
2. Jangan Jauh dari Tempat Kerja
Bisa dibayangkan apabila jarak rumah Anda jauh, berapa lama waktu yang Anda butuhkan setiap harinya untuk pergi-pulang dari rumah menuju tempat kerja Anda? Jarak yang jauh juga akan menambah pos pengeluaran keuangan Anda untuk konsumsi bahan bakar jika mengendari kendaraan pribadi.
3. Fasilitas pendidikan (sekolah)
Mempunyai anak atau tidak, Anda perlu peduli tentang masalah ini. Pasalnya, umumnya orang tua akan peduli masalah ini dan mereka memberi penghargaan pada kualitas sekolahan. Fasilitas sekolah harus dekat dengan tempat tinggal Anda. Jangan sampai putera-puteri Anda capai di jalan sehingga tidak bisa berkonsentrasi belajar. Selain itu, penghargaan atas mutu sekolah akan mempunyai dampak langsung pada nilai properti di sekitar sekolahan tersebut. Maka tidak heran kalau banyak pengembang membangun sendiri fasilitas pendidikan, atau bekerjasama dengan pengelola sekolahan swasta. Para pengembang menilai bahwa sebuah sekolahan di sebuah kawasan atau kompleks perumahan dapat menarik minat pembeli.
3. Jangan percaya pada Feng shui Rumah
Jika Anda sudah sangat hati-hati dan tahu cara memilih rumah dengan benar, maka kaidah feng shui tidak patur untuk dipercayai. Di samping itu Isalam dengan jelas melarang untuk percaya feng shui
4. Aspek perpajakan
Transaksi tanah atau bangunan merupakan obyek pajak. Selanjutnya sebagai pemilik tanah dan bangunan Anda akan dikenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Oleh karena itu pertimbangkan aspek perpajakan untuk mengetahui berapa besar pengeluaraan tambahan Anda baik pada saat membeli maupun untuk membayar pajak setiap tahunnya (PBB).
5. Perkembangan masa depan
Sebelum membeli, ada baiknya Anda mengetahui pola perkembangan baru atau renovasi besar yang akan atau sedang dilakukan di wilayah lokasi rumah tersebut. Hal ini untuk memprediksi pembangunan apa yang akan dilakukan di sekitar lingkungan lokasi rumah Anda. Untuk itu Anda dapat mengecek ke Dinas Tata Ruang Kota atau pejabat lain yang berwenang.
6. Resiko bencana
Apakah lingkungan lokasi rumah yang akan dibeli mudah terserang bencana banjir, kebakaran, atau tanah longsor? Jika rumah Anda masuk ke dalam lokasi yang rawan akan bencana, lebih baik Anda mengurungkan niat Anda untuk membeli rumah itu. Memang Anda dapat mengasuraikan rumah Anda untuk melindungi secara finansial dari bencana ini. Namun, Anda juga harus mempertimbangkan bagaimana mengatasi bencana secara emosional. Asuransi hanya meringankan penderitaan finansial dari kehilangan rumah, tetapi bagaimana meringankan perasaan Anda?
7. Tingkat hunian
Bila Anda membeli rumah yang lokasinya di dalam perumahan, perhatikan apakah semua rumah sudah terisi semua atau belum. Bila rumah-rumah di lokasi itu banyak yang kosong, harap Anda waspada. Bisa jadi kekosongan rumah terjadi karena lingkungannya kurang bagus atau karena ada potensi resiko tertentu. Maka, setidaknya pilihlah lokasi yang tingkat huniannya diatas 50%.
8. Dekat Tol Lebih Bernilai
Oleh pengembang, biasanya pertimbangan lokasi rumah digunakan sebagai “senjata” untuk memasarkan sebuah rumah. Hal ini dapat dilihat pada brosur penawaran yang dibagikan oleh pengembang saat menjual rumah barunya. Di setiap brosur, para pengembang pasti tidak lupa menulis kata-kata yang bernada optimis bahwa rumah yang ditawarkan dekat dengan berbagai fasilitas, seperti “Lokasi mudah dicapai. Hanya 5 menit dari gerbang tol”. Walaupun tatanan kalimatnya tidak sama, hampir semua pengembang menulis kalimat yang intinya menawarkan rumah dengan iming-iming lokasi yang mudah dijangkau.akses penghubung yang cepat dan praktis seperti jalan tol, sehingga dapat memudahkan warganya untuk menuju lokasi tersebut. Karena itu perumahan yang lokasinya berada dekat dengan jalan tol memiliki daya tarik lebih besar bagi konsumen, karena berarti perumahan tersebut lebih mudah dijangkau.
9.Faktor investasi
rumah juga digunakan sebagai sarana untuk investasi.
Jika Anda membeli rumah untuk berinvestasi, pertimbangan lokasi tidak kalah pentingnya. Pemilihan lokasi dapat menentukan hasil keuntungan yang bisa dicapai. Sebagai contoh kasus, di beberapa lokasi, kenaikan harga tanah dan rumah di suatu wilayah lebih tinggi daripada di wilayah lain. Tentu saja ada faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga selain lokasi yang menguntungkan, seperti kondisi ekonomi secara umum dan laju pertambahan penduduk.
Agar bisa mendapatkan lokasi yang tepat, sebaiknya Anda meluangkan waktu yang memadai untuk mencari. Berpikiranlah terbuka untuk melihat tipe-tipe rumah idaman di beberapa lokasi sebelum menyempitkan pencarian ke lokasi tertentu. Selama mencari, Anda mungkin melihat puluhan atau bahkan ratusan unit rumah di pasaran. Gunakan hal ini sebagai peluang menemukan pilihan. Harga yang diminta penjual tidak selalu mencerminkan nilai sebuah rumah. Namun biasanya, rumah dengan nilai yang bagus lebih cepat laku. Sedangkan rumah yang sulit terjual seringkali ditawarkan dengan harga yang terlalu tinggi.
C. Bagaimana suplai air bersihnya
Masalah air bersih di Jakarta dan kota besar lain tetap menjadi persoalan klasik. Hingga kini masalah tersebut belum terpecahkan, meskipun telah ada perusahaan air minum daerah (PDAM)—beberapa di antaranya bekerja sama dengan perusahaan asing.
Pasokan air bersih ke rumah warga sering tersendat, bahkan macet sama sekali. Kualitas air juga menjadi bahan keluhan. Dalam hal ini, air sumur tampak menjadi solusi. Alasannya, air sumur bisa dibilang gratis, di luar ongkos listrik untuk pompanya. Namun, tidak selamanya air sumur baik. Kini semakin sering kita mendengar bahwa air sumur terkontaminasi air laut atau limbah industri. Kalau dikonsumsi selama bertahun-tahun bisa menganggu kesehatan.
Untuk itu, Anda harus menanyakan kepada pengembang, bagaimana pasokan air bersih di lokasi perumahan miliknya; apakah menggunakan air sumur atau air dari PDAM. Dan jangan lupa tanyakan juga ke tetangga sebelah, bagaimana kualitas air minumnya.
D. Kelengkapan fasilitas
Pada umumnya rumah di kompleks perumahan ditawarkan bersamaan dengan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti seperti kolam renang, penampungan air, jaringan listrik, telepon, alat pemadam kebakaran, pengelolaan air limbah (sewage treatment plan), sarana ibadah, dan tempat kesehatan.
Fasilitas itu memenuhi kebutuhan konsumen akan fungsi rumah dan juga gaya hidup. Pemilihan yang seksama tentang tingkat ketersediaan fasilitas akan memberikan peluang lebih besar untuk memperoleh capital gain. Umumnya pengembang menghindari pembangunan fasilitas lengkap sejak awal karena berpotensi merugikan pengembang dengan mengeluarkan biaya tinggi di awal, dan kalau ada resesi biaya tersebut tidak kembali. Fasilitas yang lengkap sejak awal membuat pembeli membayar lebih besar.
Pembangunan fasilitas yang bertahap akan meningkatkan nilai properti sesuai dengan tingkat pengembangan fasilitasnya dan memberikan manfaat kepada pembeli pertama. Dengan kata lain, fasilitas yang belum lengkap dapat memberi peluang kenaikan harga rumah. Namun, faktanya menunjukkan bahwa banyak pengembang yang mengingkari janji untuk membangun fasilitas.
E. Kualitas
Tanpa adanya lembaga standarisasi seperti di negara maju, maka unit properti bisa dibangun dengan kualitas yang berbeda. Konon inilah salah satu kendala yang membuat bisnis efek beragun mortgage (mortgage-based securitization) sulit berkembang di Indonesia.
Dalam kaitan ini, maka penting bagi calon pembeli rumah untuk mempertimbangkan aspek kualitas, baik kualitas fisik rumah, jalan, dan lingkungan.
F. Lihat apakah pengembang menjalankan divisi manajemen estate (ME)
Selain membangun fasilitas, kondisi fisik lingkungan dapat juga mempengaruhi nilai jual rumah di kemudian hari. Oleh karena itu, cari informasi mengenai rencana pengembang jangka panjang terhadap kawasan yang dikembangkan. Kantong-kantong lahan kosong harus dijaga agar tidak tiba-tiba berkembang menjadi daerah kumuh karena pengembangan yang tidak disiplin.
Bagaimana langkah dan upaya pengembang agar harga rumah di kompleks tersebut tidak akan jatuh di kemudian hari, misalnya karena pemburukan lingkungan dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat dari seberapa bagus divisi manajemen estate yang mengelola masalah-masalah seperti sampah, fasilitas, dan asosiasi pemilik.
G. Partisipasi warga
Meski bukan jaminan, kerjasama antarwarga dapat membuat sebuah kompleks perumahan lebih nyaman dan aman dihuni. Oleh karena itu, pada umumnya pengembang menggalakkan partisipasi pemukim untuk berperan serta dalam menangani kebutuhan lingkungan. Misalnya, mendukung dibentuknya home owner association, seperti RT dan RW di perkampungan yang nantinya akan menangani masalah yang ada di dalam perumahan secara swadaya. Namun kadang-kadang upaya mobilisasi yang diprakarsai pengembang tidak berjalan baik.
H.Lingkungan dan tetangga yang baik.
Lingkungan dalam hal ini termasuk warga juga yang akan menjadi tetangga juga haruslah dipilih yang baik. Karena jika lingkungan buruk dikhawatirkan akan dapat berpengaruh pada keluarga penghuni rumah.
Kalau Anda sudah mengetahui kondisi lingkungan sebuah perumahan dan memutuskan untuk membeli rumah di wilayah itu, yakinkan Anda juga melihat pilihan perumahan lain yang ada di wilayah tersebut.
Jika ingin mengeluarkan dana Rp 200 juta untuk sebuah rumah, lihat juga rumah yang ditawarkan lebih mahal yang ada di sekitarnya. Banyak perumahan dijual dengan harga di bawah harga permintaan. Bisa jadi Anda mungkin mampu mengeluarkan sedikit uang lagi untuk mendapatkan fasilitas yang jauh lebih tinggi nilainya.
Jika Anda mencari rumah dengan bantuan pialang properti, yakinkan Anda tidak mengabaikan rumah-rumah yang dijual oleh pemilik langsung (yang tidak dijual oleh agen/broker properti tersebut). Jika tidak, Anda mungkin kehilangan peluang memperoleh properti yang bagus.
Selamat berburu rumah untuk hunian Anda…:)
http://www.rumahjogja.com/?pg=berita_properti&id=320
(Oleh Jaka Eko Cahyono – Wartawan dan penulis buku)
disalin dari tabloid rumah oleh rumahkusorgaku.wordpress.com dengan sedikit perubahan.
BAGAIMANA JIKA MEMBELI RUMAH SECOND?
Agar Anda terhindar dari pembengkakan dana untuk perbaikan, saran-saran yang berguna bagi pihak yang ingin membeli rumah second.
  1. Pastikan pendanaan Anda memadai. Ini karena supaya Anda tidak meresikokan DP (down-payment) yang dapat hilang jika Anda tidak dapat menuntaskan pembayaran. Pendanaan tentu bisa dari uang Anda, uang bank (dalam bentuk KPR, KPA dsb) ataupun kombinasi dari keduanya.
  2. Lakukan survey yang menyeluruh ke wilayah yang Anda targetkan. Portal kami dapat membantu Anda melakukan langkah ini dengan memperhatikan properti mana saja yang tersedia di wilayah yang Anda inginkan.
  3. Lakukanlah survey ke lapangan untuk melihat kondisi fisik sesungguhnya dan lingkungan sekitarnya.
  4. Pastikan bahwa ruangan yang tersedia cukup bagi kebutuhan Anda.
  5. Perhatikan kondisi dinding di properti tersebut apakah lembab (mungkin bocor?), cat terkelupas. Jika ada gejala ini semua, Anda perlu memasukkan faktor ini ke dalam pertimbangan Anda.
  6. Perhatikan langit-langit ruangan untuk mencari tahu hal yang sama.
  7. Jika sebagian lampu-lampu tidak ada, pastikan dengan agen properti / agent property ataupun pemilik rumah apakah lampu-lampu tersebut akan dilengkapi oleh pemilik.
  8. Nyalakan beberapa peralatan listrik yang tersedia untuk memastikan bahwa listrik masih berjalan.
  9. Perhatikan apakah tempat colokan listrik sudah memadai.
  10. Perhatikan apakah telpon dan TV sudah ditaruh di posisi yang nyaman.
  11. Nyalakan keran air di berbagai tempat untuk melakukan pengecekan terhadap tersedianya air.
  12. Tekan tombol siram di WC untuk memastikan tidak adanya kemampetan.
  13. Perhatikan lantai dan tembok kamar mandi untuk melihat apakah ada kebocoran.
  14. Perhatikanlah di bawah wastafel untuk melihat ada tidaknya kebocoran.
  15. Perhatikan bau yang timbul dari udara dalam rumah dan gorden yang terpasang untuk merasakan apakah kondisi rumah terlalu lembab. Jika iya, cari tahulah penyebabnya.
  16. Perhatikan apakah lantai dan atap ada keretakan. Jika ada, jangan lupa catat ini dan diperhatikan baik-baik setelah membeli jika Anda tetap mengambil keputusan untuk membeli.
  17. Untuk peralatan-peralatan yang ada di dalam, lakukan klarifikasi dengan agen properti / agen t property atau pemilik apakah termasuk did alam penjualan properti. Dan jika iya, catatlah supaya tidak menjadi sumber perselisihan di kemudian hari.
  18. Jika Anda ingin mencari tempat yang tenang, jauh dari kebisingan, ada baiknya jika Anda kembali melakukan inspeksi di waktu yang lain di hari kemudian supaya Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih tepat.
  19. Jika kunci-kunci lemari, pintu serta lain-lain yang akan termasuk dalam penjualan ada yang hilang, dapatkanlah kepastian bahwa Anda akan memperoleh gantinya sebelum menuju penanda-tanganan Akte Jual Beli (AJB).
  20. Ketahuilah masalah-masalah tersembunyi dari sebuah rumah yang bisa menjadi bumerang bagi anda dikemudian hari. Hal pertama yang patut diketahui adalah usia “calon” rumah. Usia rumah akan menggambarkan sistem listrik yang digunakan, apakah rumah tersebut masih menggunakan cat yang mengandung timah – yang berbahaya bagi kesehatan – dan dapatmenggambarkan kekuatan pondasi rumah. Bila cat yang digunakan mengandung timah, sebaiknya segera ganti dengan cat baru.
  21. Pilihlah Notaris yang Anda percaya supaya Anda dapat tidur tenang karena mengetahui bahwa kepentingan Anda dijaga dengan baik menjelang penanda-tanganan Akte Jual Beli (AJB) dengan dilakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap kepemilikan properti tersebut sebelum pengalihan kepada Anda.
TERNYATA UNTUK MEMBELI SEBUAH RUMAH, ADA HAL PENTING YANG PATUT ANDA PERHITUNGKAN, DIANTARANYA ADALAH PAJAK PROPERTI.
Apakah Anda membeli rumah dengan carasendiri maupun melalui developer, pemerintah mengenakan sejumlah pajakpada kita. 

Bila kita membeli dari developer, biasanya pajak-pajak tersebut telahtermasuk dalam harga jual. Berapa besarnya tergantung pada jenis, nilai,luas, dan lokasi properti yang hendak Anda beli.

Berikut ini dapatkan informasi tentang apa saja pajak-pajak properti.

1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)Besarnya Rp 10 persen dari nilai transaksi. Minimal nilai transaksi yangdipungut PPN adalah di atas 36 juta. PPN hanya dikenakan satu kali saatmembeli properti, baik dari developer maupun perorangan.

Jika membeli dari developer, maka pembayaran dan pelaporan dilakukanmelalui developer. Tapi jika membeli dari peroarangan, pembayarandilakukan sendiri setelah transaksi, selambat-lambatnya tanggal 15 bulanberikutnya dan dilaporkan ke kantor pajak setempat selambat-lambatnyatanggal 20 bulan berikutnya.

2. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)Objek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.Subjek BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atastanah dan atau bangunan.

Pajak/bea ini dikenakan terhadap semua transaksi properti, baik propertibaru atau lama yang dibeli dari developer atau perorangan. Besarnya 5persen dari nilai transaksi atau NJOP (nilai jual objek pajak) atau manayang tertinggi setelah dikurangi dengan NJOPTKP (Nilai Jual Objek PajakTidak Kena Pajak). Nilai NJOPTKP ini berbeda-beda untuk setiapdaerah/kota.

3. Bea Balik Nama (BBN)Bea ini dikenakan untuk proses balik nama sertifikat properti yangditransaksikan dari penjual ke pembeli. Umumnya properti yang dibelimelalui developer BBN-nya diurus developer, sedangkan konsumen tinggalmembayarnya. Tapi bila properti dibeli dari perorangan, balik nama diurussendiri. Besarnya biaya BBN berbeda-beda di setiap daerah.

4. PPn Barang Mewah (PPnBM)PPnBM hanya dikenakan untuk properti yang dibeli dari developer danmemenuhi kriteria sebagai barang mewah. Properti yang masuk kategori iniadalah yang luas bangunannya lebih dari 150 m2 atau harga jual bangunannyalebih dari Rp 4 juta/m2. Besarnya PPnBM 20 persen dari harga jual yangdibayarkan saat bertransaksi. PPnBM tidak berlaku untuk transaksiantarperorangan.

5. Pajak Penghasilan (PPh)Pajak ini dikenakan kepada penjual perorangan. Besarnya 5 persen daritotal nilai transaksi, kecuali transaksi Rp 60 juta atau di bawahnyapenjual tidak dikenakan PPh. Khusus developer, pajak ini dibayarkanmelalui PPh tahunan.

6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)PBB dipungut setiap tahun dan dikenakan kepada semua wajib pajak (pemilikproperti). Tagihannya dilayangkan pemerintah setiap bulan Maret, melaluiaparat desa setempat, dalam bentuk Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT). 

Pembayarannya harus dilakukan paling lambat enam bulan setelah SPPTditerbitkan ke loket-loket terdekat yang disediakan, atau ke kantor-kantorbank yang ditunjuk pemerintah. Setelah melakukan pembayaran, buktipembayarannya sebaiknya disimpan. Kalau sampai batas waktu yang ditetapkanwajib pajak belum membayar, maka dia akan didenda 2 persen per bulanhingga maksimal 24 bulan. 

SEmoga bisa membantu bagi Anda yang hendak membeli rumah.

http://www.mail-archive.com/binusnet@yahoogroups.com/msg09605.htmlhttp://

Mencetak Anak Sholeh / Kesalahan Mendidik Anak


Lembaga pendidikan hanya sebuah sarana dan sekolah hanya sekadar tempat singgah anak untuk menjalani persiapan menuju jenjang pendidikan berikutnya. Namun, sangat disayangkan sebagian lembaga pendidikan ternyata lebih banyak mewarnai perilaku dan tabiat buruk anak. Oleh karena itu, bila sukses dunia-akhirat adalah pertimbangan utama, maka orangtua harus pandai-pandai memilih lembaga pendidikan yang sejalan dengan syariat Islam.
Banyak orang awam , terutama yang  berkantong tebal salah dalam memilih lembaga pendidikan. Alih-alih mempertimbangkan kebersihan akidah dan keluhuran akhlak bagi anak-anaknya, mereka hanya berorientasi pada keberhasilan di dunia. Alhasil, mereka hanya memilih sekolah favorit yang ternama dan bergengsi walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sekolah mahal dipakai sebagai alat pengangkat prestise orangtua, sekadar alat untuk menunjukkan bahwa orangtua mampu menyekolahkan anak di sekolah pilihan orang kaya. Bila sudah begini, janganlah terlalu berharap memiliki anak shalih.
Berikut beberapa contoh kesalahan orang tua dalam memberikan pendidikan buat anak-anaknya:
1. Salah Tujuan
Seringkali orangtua menyekolahkan anak karena malu pada tetangga bila anaknya bodoh atau kalah kecerdasannya, atau khawatir kelak anaknya tidak mendapat pekerjaaan yang layak. Atau, si orangtua hanya ingin agar anaknya nanti menjadi pengawai negeri dan pejabat tinggi yang banyak harta dan hidup mapan. Padahal, orangtua haruslah berangkat dari niat menjalankan
perintah Allah, yaitu memenuhi kewajiban hamba sebagai orangtua yang memang dituntut untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang bertakwa dan shalih, yang menjadi simpanan abadi di akhirat kelak.
Sayangnya, saat ini justru sekolah yang melulu berorientasi pada keberhasilan dunialah yang menjadi prioritas banyak orang awam. Mereka tak memperhatikan apakah terjadi ikhtilat atau tidak. Sehingga kemaksiatan mudah tercipta di sekolah tersebut, karena landasan agama dicampakkan, sementara dunia menjadi tujuan. Lihatlah, di sekolah-sekolah yang ikhtilat,
banyak terjadi kasus zina melalui budaya pacaran, pergaulan bebas, dan asmara buta sehingga kekejian merebak dan perzinahan merajalela.
2. Salah Sekolahan
Bisa jadi orangtua sudah benar dalam niat, tapi karena ilmu agamanya yang minim, ia salah mencarikan lembaga pendidikan bagi anak-anaknya. Misalnya, ia ingin anaknya paham ilmu agama, maka ia main masukkan saja anaknya ke sekolah agama seperti madrasah atau pesantren, tanpa peduli apakah pesantren itu penuh bid’ah atau tidak, dan apakah akidah dan akhlak para santri benar-benar terkontrol.
Harus diakui, saat ini masih ada sekolah Islam yang di situ bercampur-baur antara pelajar laki-laki dengan perempuan, atau kurang memperhatikan sistem pengajarannya, sehingga bercampur antara pelajaran yang syar’i dan bid’ah, bahkan antara ajaran Islam dan ajaran kafir. Alhasil, pemahaman dan efek buruklah yang diterima sang anak. Kelak, ia pun secara sistematis akan tumbuh menjadi generasi dengan pemahaman dan pengamalan Islam yang
menyimpang dari syariat Islam.
3. Salah Teladan
Sebagaimana yang telah saya jelaskan di atas, keteladan memiliki pengaruh kuat dalam proses pendidikan anak. Perilaku orangtua maupun guru berdampak kuat bagi pembentukan kematangan pribadi sang anak. Teladan yang salah akan membuat anak terdidik di atas kebiasaan buruk dan perilaku negatif. Karena itu, orangtua harus memilih pendidik yang menjunjung tinggi
nilai-nilai akidah dan moral, serta memiliki kelebihan ilmu dan amal dibanding murid-muridnya.
4. Salah Metode Pendidikan
Bisa saja pelajaran yang diberikan kepada sang anak sudah baik, tapi cara penyampaiannya yang tidak tepat, sehingga tujuan dan target pendidikan tidak tercapai, atau anak didik menjadi gagal. Mendisiplinkan anak-anak dengan sanksi kekerasan fisik, misalnya, hanya membentuk anak berwatak keras. Sebaliknya, memberi toleransi yang berlebihan akan membuat anak semakin manja. Anak yang selalu diluluskan permintaan materinya akan tumbuh menjadi anak yang cinta dunia, sementara anak yang biasa diabaikan permintaannya, bisa punya kebiasaan mencuri. Di sekolah, anak hanya dicecar dengan hafalan, tapi kurang diajak memahami suatu permasalahan.
5. Motivasi yang Kurang Tepat
Kesalahan orangtua atau guru dalam memberi motivasi kepada anak didiknya bisa memberi dampak yang kurang baik. Misalnya, mendoromg anak berprestasi dengan hadiah yang menggiurkan, atau memotivasi anak berprestasi agar tidak tersaingi oleh teman-temannya, atau memotivasi anak agar bangga dengan prestasi yang telah dicapainya. Motivasi yang demikian itu akan merusak watak dan pribadi anak, karena anak terdorong bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu bukan karena Allah, melainkan karena ingin berprestasi dan mendapat hadiah yang menggiurkan.
Parahnya lagi, hanya untuk mengejar hadiah yang dijanjikan, si anak bisa saja menghalalkan segala cara, dengan mencontek atau berbuat curang lainnya, yang penting hadiah didapat.
Alhasil, bila dia tidak bisa berprestasi, maka dia akan menjadi orang yang frustasi dan malas belajar, sedangkan pada anak yang didorong agar tidak tersaingi oleh teman-temannya akan timbul sifat angkuh, sombong dan egois. Dan anak yang dimotivasi agar bangga dengan prestasi yang dicapainya, tumbuh menjadi anak yang tidak pandai bersyukur kepada Allah; ia hanya bersemangat menuntut ilmu, tapi kehilangan kendali bila gagal.
6. Membatasi Kreativitas Anak
Ada sebagian orangtua yang membatasi, memaksa dan selalu menentukan kreativitas anak. Ini akan mengekang bakat anak, membuat anak kurang percaya diri, tidak pandai bergaul, dan cenderung memisahkan diri dari teman-temannya. Seharusnya orangtua mengarahkan, membimbing, mendorong dan memberi fasilitas agar anak mengembangkan kreativitasnya sepanjang kreativitas itu tidak melanggar syariat, tidak merugikan dan mengganggu orang lain, dan bermanfaat untuk diri maupun agamanya. Anak yang merasa didukung kreativitasnya akan tumbuh dengan kepala yang penuh ide cemerlang dan menjadi orang yang bertanggung jawab, sekaligus menjadi anak yang bangga dengan orang-tuanya.
7.  Membatasi Pergaulan
Kadang, karena tidak ingin anak terpengaruh oleh perilaku buruk teman bergaulnya, orangtua bertindak sangat protektif terhadap anaknya. Bahkan, anak tak boleh “nimbrung” jika orang tuanya sedang menerima tamu. Atau, anak hanya diperbolehkan bergaul dengan teman-teman tertentu yang belum tentu shalih, tapi justru dilarang mendekati temannya yang shalih, paham As-Sunnah dan rajin beribadah.
Sikap orangtua seperti di atas membuat anak menjadi pemalu dan tidak pandai bergaul, atau akan membuat anak mudah merendahkan orang lain yang dianggap tidak selevel dengannya.
Orangtua bijaksana akan mengawasi pergaulan anak-anaknya, tanpa terlalu membatasi tapi juga tidak membiarkan anak bergaul bebas. Orangtua harus selalu mengingatkan dan memantau agar anak bergaul dengan orang-orang shalih, yang paham As-Sunnah, rajin beribadah dan berakhlak mulia serta teman-teman yang bisa memotivasinya menjadi orang yang bermanfaat untuk diri, agama, orang tua dan orang di sekitarnya.
8. Tidak Disiplin dan Kurang Tertib
Ketidakdisiplinan dan kurang tertibnya orang tua dalam mendidik anak akan membuat anak juga tidak disiplin dan tertib dalam menjalani hidupnya. Orangtua dan para pendidik harus menanamkan hidup disiplin dan tertib sejak usia dini sehingga anak terbiasa hidup disiplin dan tertib dalam menunaikan tugas-tugas harian, terutama yang terkait dengan kewajiban agama dan ibadah kepada Allah, tugas rumah dan tugas sekolahan. Anak harus dilatih untuk membiasakan shalat fardhu tepat waktu dan berjemaah di masjid (bagi anak laki-laki), melatih diri untuk berpuasa, serta menaati perintah orangtua dalam kebaikan, bukan dalam kemaksiatan.
Setiap orangtua atau pendidik hendaknya membuatkan jadwal rutin harian, yang berkaitan dengan ibadah, tugas harian maupun tugas sekolah, dan orangtua harus senantiasa mengontrol dan mengawasinya jangan sampai ada yang terlewatkan.
9. Hanya Pendidikan Formal
Sebagian orangtua sudah merasa cukup mendidik anak bila sudah memberi mereka pendidikan formal atau kursus bimbingan belajar. Padahal, kebanyakan lembaga tersebut mengajarkan ilmu keduniaan saja, tanpa memedulikan kebutuhan prinsipil seperti pendidikan akidah, pembinaan akhlak dan pendidikan yang berbasis pada kemandirian. Alhasil, lulus dari pendidikan formal, anak tidak bisa menghadapi realitas dan persaingan hidup. Sebab, kebutuhan ilmu sang anak tidak dapat dipenuhi hanya melalui madrasah saja.
Dengan kata lain, setiap anak harus membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan realitas hidup, perkembangan teknologi, bisnis, informasi, komunikasi, situasi terkini, dunia tumbuhan dan binatang. Dan untuk itu, orangtua haruslah aktif dan selektif dalam memilihkan bacaan, yaitu memilihkan bacaan yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karenanya, pendidikan non formal, terutama pendidikan agama mutlak diperlukan, karena dengan pendidikan inilah si anak akan dapat menyaring, mana ilmu teknologi, bisnis, komunikasi, dan segala hal yang bermanfaat atau justru berpotensi merusak akidah maupun akhlak seseorang.
10. Kurang Mengenalkan Tanggung Jawab
Orangtua harus menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi pada anak-anaknya akan tugas dan kewajiban mereka, baik yang terkait dengan urusan agama maupun dunia. Masing-masing harus merasa bahwa tugas sekecil apa pun merupakan amanah yang harus diemban dan beban tanggung jawab yang harus dipikul sepenuh kemampuan. Anak harus dilatih untuk lebih dahulu menunaikan kewajiban dari pada menuntut haknya baik hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun kepada sesama manusia terutama kepada orangtua, sanak-kerabat dan teman-temannya.
Orangtua harus mengenalkan kepada anak-anaknya tanggung jawab kepada agama, diri, dan lingkungannya. Bahkan anak harus dikenalkan pada kewajiban zakat, infak dan sedekah, menyantuni anak yatim dan fakir-miskin agar tumbuh rasa tanggung jawab dan sensitivitasnya pada agama dan lingkungan, baik lingkungan rumah maupun sekolah.
11. Khawatir yang Berlebihan
Perasaan takut terhadap keselamatan dan rasa khawatir terhadap masa depan anak merupakan sifat yang wajar ada pada setiap orangtua. Namun, perasaan itu akan berubah menjadi bahaya bila berlebihan dan berubah menjadi was-was akan keselamatan anaknya, bersikap bakhil karena takut beban biaya hidup anaknya tidak terpenuhi, dan mencintai anak secara berlebihan.

Ketakutan seperti itu hanya akan membuat hidup terbebani, tidak percaya dengan takdir, dan mengurangi ketawakalannya kepada Allah. Yang ada nanti hanya perasaan tidak tenang dan khawatir terhadap nasib anaknya. Inilah yang kadang membuat orangtua tidak tega saat melepas anaknya menempuh pendidikan boarding school (pondok) di pesantren. Padahal, setiap orangtua harus menyadari bahwa suatu saat nanti anak akan berpisah dengannya, baik untuk mencari ilmu atau mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya setelah menikah kelak.
12. Kurang Sabar dalam Menerima Hasil
Bisa jadi orangtua sudah punya target-target tertentu atas pendidikan anaknya, atau boleh jadi orangtua telah mendidik anaknya untuk mengganti jabatannya atau memegang perusahaannya setelah  dia meninggal. Namun, ternyata sang anak mengecewakannya. Bukan karena ia nakal dan membangkang, melainkan karena bakat sang anak tidak sejalan dengan keinginan dan harapan orangtuanya. Akhirnya, kita dengar orang tua mencerca anaknya, “Tinggal belajar saja kok tidak bisa. Makanya, belajar yang betul!”
Padahal, kita semua sadar bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengaruniakan kecerdasan dan kemampuan yang berbeda kepada setiap hamba-Nya. Seharusnya orang tua bersikap bijak.  Kewajiban orangtua hanyalah berusaha semaksimal mungkin mengarahkan dan membina anak-anaknya, sedangkan hasilnya, Allah Maha Adil dan Maha Tahu apa yang tetbaik bagi hamba-Nya. Jadi, kenapa orangtua harus kecewa dengan hasil yang tidak sesuai keinginannya?  Bukankah lebih baik mengutamakan kesabaran dan keistikomahan dalam mendidik dan mengarahkan anak, daripada terpaku pada hasil akhirnya?
13. Curiga Berlebihan
Orang tua harus bersikap terbuka dan memberi kepercayaan kepada anak. Sikap ini akan memperlancar komunikasi dan interaksi dengan anak maupun anggota keluarga yang lain.  Keterbukaan dan kepercayaan juga akan membuat anak mencintai orangtuanya secara tulus dan memandang penuh hormat dan kasih pada keduanya. Sebaliknya, bila orang tua mudah menuduh
tanpa bukti, mencurigai setiap gerak-gerik anak tanpa alasan dan menganggap anak berkhianat kepada orangtuanya, perasaan anak akan tercabik-cabik, kekecewaan tumbuh, dan kemarahan anak kepada orangtua akan tersulut. Apalagi bila anak merasa apa yang dituduhkan kepadanya tidak benar.
Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam menilai anak-anaknya. Jangan mudah curiga dan menuduh anak dengan sesuatu tanpa alasan dan bukti hanya karena kurang cinta atau cemburu. Orang tua juga tidak boleh meremehkan kemampuan dan kelebihan anak dengan menganggapnya masih terlalu kecil.
Di pihak lain, sang anak pun tak boleh mudah memvonis orangtuanya tidak sayang dan membencinya. Seharusnya seorang anak bersabar menghadapi sikap orang tua yang kurang berkenan dan sebaiknya mencari informasi yang sebenarnya kenapa orangtuanya bersikap demikian, dan menghilangkan dendam kepada orangtua karena sikapnya tersebut. Sebab, dendam yang dibiarkan bisa memutus hubungan silaturahim. Maka, pupuklah sikap saling percaya,  tumbuhkan empati, dan sikap terbuka dalam menghadapi setiap masalah.
14. Menjauhkan Anak dari Orang Shalih
Kalau tidak bergaul dengan ulama atau orang shalih, pasti kita akan bergaul dengan orang-orang bodoh dan ahli maksiat. Kedekatan dengan para ulama dan orang shalih akan memotivasi anak untuk cinta pada kebaikan, amal shalih, dan lingkungan yang bagus. Siapa yang berkumpul dengan orang-orang baik atau hidup di lingkungan yang baik, akan tertular kebaikannya. Dan siapa yang berkumpul dengan orang-orang buruk atau hidup di lingkungan yang buruk, akan pula terkena getah keburukannya.
Wahai anak shalih yang mendambakan surga, jangan biarkan dirimu bergaul dengan orang buruk berhati serigala, orang munafik, orang fasik dan ahli bid’ah perusak agama. Ingat, orang yang baik akan dikumpulkan bersama orang baik dan orang yang buruk akan berkumpul dengan orang yang buruk. Dan pada Hari Kiamat kelak, seseorang dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.
dari buku:
judul: “Untukmu Anak Shalih”
penyusun: Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc
penerbit: rumah penerbit al-manar
sumber: jilbab.or.id

TIPS UNTUK Tidur Anak


Tidur Tips Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mendapatkan tidur malam yang baik.
B = Memiliki RUTIN SEBELUM TIDUR baik: Semenit 15-45 konsisten angin-down rutin (termasuk: mandi, popok perubahan, yang pj, buku atau beberapa al recitating Qur `an) adalah penting setelah hari yang sibuk. Lakukan ini rutin di waktu yang sama setiap malam dan itu akan membantu menciptakan tidur isyarat untuk anak sebelum tidur.
E = Buat LINGKUNGAN tidur yang tepat: Pastikan anak Anda tidak memiliki mainan yang merangsang di tempat tidurnya atau dekat tempat tidurnya, tetap cahaya untuk minimum dan mengenakan white noise untuk memastikan anak Anda tidak akan terganggu.
D = Masukan anak Anda BAWAH AWAKE: Para orang tua hal yang paling penting dapat lakukan adalah untuk memungkinkan dia untuk belajar keterampilan menempatkan DIRINYA untuk tidur daripada terus bergantung pada bantuan eksternal dari ibu atau ayah. Meskipun frustasi ketika dia belajar, itu akan lebih mudah jika orang tua tetap konsisten dan mendorong.
S = Buat JADWAL baik waktunya tidur: Pilih tidur awal yang bagus untuk anak Anda. Anak-anak cenderung untuk bangun dengan 7 pagi, jadi tidur terbaru yang kami sarankan semua jalan ke usia delapan adalah 08:00. Hal ini juga memungkinkan orang tua untuk memiliki beberapa waktu untuk diri sendiri dan hubungan mereka.
Apa yang terbaik Anda mendapatkan-Anda-anak-ke-tidur-cepat trik?
Sumber:
http://www.sleepforkids.org/html/tips.html
http://www.momlogic.com/2008/10/top_4_sleep_tips_for_kids.php
UNTUK permasalahan tidur anak yg lain, silahkan baca di:
http://www.ehow.com/get-toddler-to-sleep-in-bed/

Bayi Anda Gumoh atau Muntah ?

Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .
Samakah gumoh dan muntah pada bayi?
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung.
Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap
harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, 
Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
Penyebab Gumoh Bayi:
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
2. posisi menyusui.
Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
3. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
4. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
Cara meminimalisir Gumoh atau muntah bayi :
1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
5. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
8. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
20. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
11. Hindari bayi tersedak.
bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
Perlu OBSERVASI
Adalah sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayii Anda yang mengarah pada hal patologis. Anda tak perlu khawatir jika :
  • Berat badan bertambah (dalam rentang normal)
  • bayi tampak senang
  • pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Anda perlu khawatir jika:
    • Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan
    • Infeksi dada berulang
    • Muntah disertai darah
    • Bayi dehidrasi
    • Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayiantara lain:
1. Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering.

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Translate