Elemen Penting Bicara Efektif

Minggu, 08 Agustus 2010

Lenny Laskowski
LJL Seminars

"Setengah dunia terdiri dari orang-orang yang punya sesuatu untuk dibicarakan dan mereka tidak bisa melakukannya; setengahnya lagi tidak punya apa-apa untuk dibicarakan dan mereka tetap berbicara."

Setiap orang bisa berbicara. Tidak setiap orang bisa berbicara dengan efektif. Untuk bisa efektif dalam berbicara ada enam elemen yang harus dipertimbangkan.

SIAP BICARA
Kesiapan adalah elemen terpenting. Berapa kali Anda melatih bicara Anda? Sebagai pedoman umum, Anda harus menghabiskan waktu sekitar 30 jam untuk persiapan dan latihan bicara jika Anda akan berbicara selama 1 jam. Gunakan tape atau video untuk merekam latihan Anda. Ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran akurat tentang bagaimana Anda berbicara.

BERIKAN DIRI ANDA
Gunakan contoh dan kisah atau pengalaman pribadi yang patut diceritakan jika memungkinkan. Pastikan bahwa cerita Anda memang membantu dalam memberi penekanan terhadap poin-poin Anda. Cerita Anda harus "nyambung" dengan pesan yang ingin Anda sampaikan. Gunakan contoh-contoh dari kehidupan pribadi dan profesi Anda untuk menunjukkan poin yang Anda maksud.

RILEKS
Untuk bisa rileks, Anda harus sudah siap. Juga, fokuslah pada "pesan" dan bukan pada "audience". Gunakan gerakan tubuh, termasuk cara berjalan. Latihlah bagian pembukaan dari bicara Anda dan rencanakan dengan tepat bagaimana Anda akan mengatakannya. Audience akan menilai Anda dalam 30 detik pertama sejak mereka melihat Anda.

GUNAKAN HUMOR ALAMIAH
Jangan coba-coba menjadi stand up comedian. Gunakan humor yang natural terhadap diri Anda sendiri, tentang sesuatu yang Anda katakan atau Anda lakukan. Pastikan bahwa Anda tidak meng"humori" orang lain yang menjadi bagian dari audience. Orang akan tertawa BERSAMA Anda jika Anda melakukannya dengan bijak. Asal, Anda tidak berlebihan melakukannya.

RENCANAKAN POSISI TUBUH DAN TANGAN
Selama latihan, perhatikanlah momen-momen di mana Anda bisa menggunakan "olah tubuh". Tetapkan tiga posisi di mana Anda akan berdiri dan latihlah tidak hanya bagaimana bergerak akan tetapi juga kapan Anda bergerak. Ambil tiga posisi, satu di tengah panggung, satu di kanan Anda, dan satu lagi di kiri Anda. Jangan bersembunyi di belakang podium. Jika Anda memang perlu melakukan kontak mata, lakukanlah selama Anda bergerak.

PERHATIKAN DETIL
Pastikan bahwa Anda akan berbicara di tempat yang tepat. Pastikan bahwa Anda bisa sampai ke sana lebih cepat dari saat Anda harus mulai bicara. Tanyakan berapa banyak yang akan hadir dan mendengarkan Anda. Pastikan bahwa Anda membawa semua alat bantu visual yang dibutuhkan termasuk handout. Datanglah lebih cepat sehingga Anda bisa melakukan observasi pendahuluan dan melakukan pembenahan di menit-menit terakhir sebelum Anda mulai bicara.

Adalah sangat penting bahwa Anda memperhatikan detil sekecil apapun. Anda tidak akan berlebihan dalam berencana. Ingatlah "he who fails to plan is planning for failure".

Lenny Laskowski adalah seorang international professional speaker dan penulis buku "10 Days to More Confident Public Speaking".

Bekerjalah Secara Wajar

Bila anda lelah, berhentilah sejenak.
Bila anda mengantuk, tidurlah sekejap.
Bila anda sakit, istirahatlah secukupnya.

Keberhasilan tidak sekedar dicapai dengan bekerjakeras, membanting tulang sekuat tenaga, serta memeras keringat sekering-keringnya.

Keberhasilan adalah hasil dari kerja yang wajar dan manusiawi.

Orang yang berhasil tidak pernah bermalas-malasan, namun mereka tahu bagaimana mengemudikan tubuh dan pikirannya dengan baik.

Mereka tahu kapan harus memindahkan gigi roda, menginjak rem, dan mengganti onderdilnya yang usang.

Dan, itu sama sekali bukan kemalasan, justru itulah kemewahan.

Sekali lagi, bekerjalah secara wajar.

Dengan bekerja keras anda memang dapat meraih keberhasilan yang luar biasa.
Namun dengan bekerja secara manusiawi anda justru menikmati apa arti keberhasilan itu.

Sumber: Jansen Sinamo Work Ethos Training Center

Mengurai Kepelikan Kalender Hijriyah


Oleh: Dr. T. Djamaluddin
Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika, LAPAN Bandung

Bila ditanyakan peran astronomi yang langsung dirasakan masyarakat umum, dengan mudah kita jawab: penentuan waktu dan arah. Umur Astronomi bisa dikatakan sama dengan umur peradaban manusia. Matahari, bulan, dan bintang-bintang hampir tak lepas dari kehidupan manusia. Keteraturan peredarannya dan posisinya yang hampir tetap di langit pada suatu musim telah dijadikan sebagai penentu waktu dan arah.

Pada awal peradabannya, ketergantungan manusia pada benda-benda astronomis itu demikian kuatnya, sampai-sampai ada yang mempertuhankan matahari atau bintang paling terang (Sirius). Karena ketergantungannya, mereka pun selalu memperhatikan perubahan-perubahan di langit. Dari pengalaman empirik tentang keteraturan peredaran benda-benda langit itu kemudian berkembanglah astronomi yang pada awalnya memfokuskan pada peredaran dan posisi benda-benda langit. Almanak astronomi merupakan salah satu produk evolusi pengetahuan manusia yang memungkinkannya tidak perlu setiap saat memperhatikan langit. Keteraturan di langit telah dirumuskan secara sistematik di dalamnya sehingga memudahkan orang dalam memprakirakan fenomena astronomis -- terutama setelah ditemukannya teknologi alternatif penentuan waktu (:jam) dan arah (:kompas).

Almanak astronomi adalah tabel, buku, atau perangkat lunak komputer yang menyajikan informasi tentang waktu kejadian fenomena astronomis seperti saat terbit/terbenamnya matahari dan bulan, fase bulan, posisi matahari, bulan, dan planet-planet, gerhana atau okultasi benda-benda langit, serta waktu bintang (sidereal time).

Tulisan ini akan menyoroti peran almanak astronomi dalam penyelesaian kepelikan penentuan kalender hijriyah. Hal itu sebenarnya telah disadari banyak ahli hisab dan ru'yat di Indonesia. Masalahnya adalah belum seragamnya acuan yang dipakai dan belum adanya kriteria baku bagi visibilitas hilal yang diikuti semua ahli hisab. Itulah kunci masalah yang sering menimbulkan kebingungan masyarakat. Perbedaan pendapat antara penganut hisab dan ru'yat adalah cerita lama, yang menurut pengamatan dalam banyak kasus di Indonesia bukan masalah lagi. Diakui atau pun tidak, hisab telah mendominasi penentuan kalender hijriyah. Ru'yatul hilal terkesan "didikte" oleh hasil hisab.

VISIBILITAS HILAL

Kalender Islam ditentukan berdasarkan penampakan hilal (bulan sabit pertama) sesaat sesudah matahari terbenam. Alasan utama dipilihnya kalender bulan (qamariyah) -- walau tidak dijelaskan di dalam Hadits maupun Al-Qur'an -- nampaknya karena alasan kemudahan dalam menentukan awal bulan dan kemudahan dalam mengenali tanggal dari perubahan bentuk (fase) bulan. Ini berbeda dari kalender syamsiah (kalender matahari) yang menekankan pada keajegan (konsistensi) terhadap perubahan musim, tanpa memperhatikan tanda perubahan hariannya. Karena kemudahan itu -- orang awam pun bisa menentukan kapan pergantian bulan -- sistem kalender tradisional banyak yang bertumpu pada kalender bulan. Pada masyarakat yang menghendaki adanya penyesuaian dengan musim, diadakan sistem kalender gabungan: qamari-syamsiah (luni-solar calendar), seperti kalender Yahudi dan kalender Arab sebelum masa kerasulan Muhammad SAW. Pada sistem gabungan ini ada bulan ketiga belas setiap 3 tahun agar kalender qamariah tetap sesuai dengan musim. Nama bulan pun disesuaikan dengan nama musimnya, seperti Ramadan yang semula berarti bulan musim panas terik. Dalam ajaran Islam penambahan bulan itu (disebut nasi) dilarang karena biasanya bulan ke-13 itu diisi dengan upacara atau pesta yang dipandang sesat (Al-Qur'an S. 9:37).

Karena waktu ibadah sifatnya lokal, penentuannya yang berdasarkan penampakan hilal memang merupakan cara yang termudah. Masyarakat di suatu tempat cukup memperhatikan kapan hilal teramati untuk menentukan saat ibadah puasa Ramadan, beridul fitri, beridul adha, atau saat berhaji (khusus di daerah sekitar Mekkah). Seandainya cuaca buruk, Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk praktis: genapkan bulan sekarang menjadi 30 hari, karena tidak mungkin bulan qamariyah lebih dari 30 hari. Tentunya ini menuntut pengamatan hilal yang lalu. Karena sifatnya lokal, apapun keputusan di suatu daerah sah berlaku untuk daerah itu. Daerah lain mungkin saja berbeda.

Penentuan awal bulan yang saat ini sering membingungkan hanyalah merupakan akibat perkembangan zaman. Faktor-faktor penyebab kerumitan itu antara lain:

  • Tuntutan penyeragam waktu ibadah untuk daerah yang luas, bahkan ada pula yang menuntut penyeragaman yang sifatnya mendunia tanpa menyadari bahwa banyak kendala yang dengan teknologi maju saat ini belum bisa teratasi;
  • Ru'yatul hilal (pengamatan hilal) saat ini tidak murni lagi, hisab secara tak sadar telah mendominasi sebagian besar pengamat -- padahal hisab (perhitungan) yang mereka gunakan banyak yang tidak akurat;
  • Tidak banyak lagi orang yang mengenali hilal, terutama di kota-kota besar, sehingga kemungkinan keliru mengidentifikasi objek lain sebagai hilal lebih mungkin terjadi;
  • Polusi atmosfer (debu dan cahaya) mempersulit pengamatan hilal yang redup.

Kerumitan itu sebenarnya bisa sedikit di atasi dengan memanfaatkan data posisi hilal yang akurat dari almanak astronomi mutakhir (hasil penyempurnaan almanak astronomi sepanjang sejarah perkembangannya). Akurasi almanak astronomi dalam penentuan ijtima' (astronomical new moon) kini telah teruji pada ketepatan perhitungan waktu gerhana matahari yang pada hakikatnya adalah ijtima' teramati (observable new moon). Setidaknya informasi posisi hilal yang akurat bisa mencegah terjadinya kesalahan identifikasi hilal. Lazimnya, tidak mungkin terjadi hilal teramati mendahului saat yang peroleh dari hisab. Pengamatan hilal mungkin saja gagal karena faktor cuaca dan halangan atmosfer lainnya sehingga bisa terjadi hilal teramati sehari lebih lambat daripada waktu menurut hisab.

Kalau data almanak astronomi tentang posisi hilal sudah bisa diterima secara luas, satu langkah lagi dalam mengatasi kerumitan itu: menentukan kriteria visibilitas hilal. Inilah bagian tersulit, tetapi telah dimulai oleh IICP (International Islamic Calendar Programme) di Malaysia yang dipimpin Mohammad Ilyas. Kriteria visibilitas hilal yang dirumuskan IICP (dengan sedikit modifikasi: bukan nilai rata-rata yang diambil sebagai kriteria, tetapi nilai minimalnya) terbagi menjadi tiga jenis, tergantung aspek yang ditinjau.


  1. Kriteria posisi bulan dan matahari: ketinggian minimal hilal dapat teramati adalah 4 derajat bila beda azimut bulan - matahari lebih dari 45 derajat, bila beda azimutnya 0 derajat perlu ketinggian minimal 10,5 derajat.
  2. Kriteria beda waktu terbenam: minimal bulan 40 menit lebih lambat terbenam daripada matahari dan memerlukan beda waktu lebih besar untuk daerah di lintang tinggi, terutama pada musim dingin.
  3. Kriteria umur bulan (dihitung sejak ijtima'): hilal harus berumur lebih dari 16 jam bagi pengamat di daerah tropik dan berumur lebih dari 20 jam bagi pengamat di lintang tinggi.

Kriteria IICP sebenarnya belum final, mungkin berubah dengan adanya lebih banyak data.

Visibilitas berdasarkan umur bulan dan beda posisi nampaknya kuat dipengaruhi jarak bulan-bumin dan posisi lintang ekliptika bulan, bukan hanya faktor geografis. Rekor pengamatan hilal termuda bisa dijadikan bukti kelemahan kriteria beda posisi dan umur hilal. Rekor keberhasilan pengamatan hilal termuda tercatat pada umur hilal 13 jam 24 menit yang teramati pada tanggal 5 Mei 1989 (6 Mei 01:10 UT) di Houston, Amerika Serikat, mengalahkan rekor sebelumnya 14 jam 30 menit pada tanggal 2 Mei 1916 di Inggris. Hasil ini jauh di bawah kriteria umur bulan. Menurut kriteria umur bulan, pada bulan Mei umur minimal kenampakan hilal dari daerah lintang tinggi: 26 jam (daerah lintang lebih dari 50 derajat) dan 16 jam (daerah lintang 30 derajat). Beda azimut dan ketinggiannya juga di bawah ambang batas kriteria posisi. Dua pengamatan awal Mei itu memang saat terbaik untuk mengamati hilal termuda karena bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi (perigee), ditambah lagi dengan lintang ekliptika bulan mendekati maksimum (sekitar 5o). Pada tanggal 2 Mei 1916 bulan berada pada posisi lintang ekliptika +4o48' dan pada tanggal 5 Mei 1989 pada posisi +4o58'. Beda waktu terbenam matahari-bulan kedua kasus tersebut memenuhi kriteria beda waktu terbenam: pada tanggal 2 Mei 1916 beda waktu terbenam adalah 57 menit (sesuai kriteria untuk lintang lebih dari 50o) dan pada tanggal 5 Mei 1989 beda waktunya 41 menit (sesuai dengan kriteria untuk lintang 30o).

Dengan membandingkan ketiga kriteria itu, yang terbaik adalah kriteria beda waktu terbenam. Faktor posisi bulan-matahari dan keadaan atmosfer sudah tercakup di dalamnya. Variasi musiman pada kriteria tersebut kecil untuk daerah tropik dan makin membesar sejalan dengan pertambahan lintang tempat. Kriteria beda waktu terbenam sangat dominan dipengaruhi oleh keadaan atmosfer setempat. Variasi musiman untuk daerah lintang tinggi sangat dipengaruhi oleh temperatur, pada musim dingin cenderung kenampakan hilal mensyaratkan beda waktu terbenam yang lebih besar.

Dalam prakteknya kriteria visibilitas hilal belum banyak di pakai, mungkin karena belum memasyarakat. Kriteria utama yang banyak di pakai adalah bulan sudah di atas ufuk yang pada hakikatnya syarat wujudul hilal. Menurut data Badan Hisab dan Ru'yat Departemen Agama RI hilal dengan ketinggian 2 derajat berhasil di ru'yat. Itu berarti beda waktu terbenam hanya sekitar 8 menit, jauh di bawah ambang batas kriteria visibilitas hilal.

GARIS TANGGAL QAMARIYAH

Kriteria visibilitas hilal berperan besar dalam menentukan mungkin tidaknya hilal diamati di suatu tempat. Tetapi, akibat globalisasi informasi perbedaan hasil ru'yatul hilal di berbagai tempat di dunia dapat segera tersebar ke seluruh dunia. Tanpa adanya penjelasan sebab-sebab perbedaan itu, masyarakat akan bingung. Salah satu cara memberikan penjelasan kemungkinan perbedaan ru'yatul hilal di berbagai tempat adalah dengan membuat kalender global yang memuat garis tanggal qamariyah. Dengan garis tanggal itu akan terlihat bahwa daerah di sebelah barat garis itu akan lebih awal melihat hilal daripada yang di sebelah timurnya. Karenanya, seperti juga diserukan dalam Resolusi Penang tentang kalender Islam internasional 1988, secara umum suatu negara tidak boleh mengacu hasil pengamatan hilal pada negara-negara di sebelah baratnya. Misalnya, Indonesia tidak boleh mengacu kepada Arab Saudi.

Garis tanggal qamariyah sifatnya tidak tetap seperti garis tanggal internasional (pada bujur 180o), tetapi berubah sesuai dengan perubahan kemungkinan penampakan hilal. Garis tanggal yang sederhana dibuat dengan menghitung pada daerah mana saja matahari dan bulan terbenam bersamaan. Ini merupakan syarat minimal ru'yatul hilal, yaitu bulan sudah wujud di ufuk barat. Di sebelah timur garis itu hilal tidak mungkin teramati karena telah berada di bawah ufuk ketika matahari terbenam. Makin ke arah barat kemungkinan ru'yatul hilal semakin besar. Sebagai contoh, garis tanggal Dzulhijjah 1415 melintas lautan Atlantik. Wilayah di sebelah timur garis itu tidak mungkin mengamati hilal pada tanggal 29 April. Bulan berada di atas ufuk di wilayah Eropa, Afrika, Asia, dan Australia baru pada tanggal 30 April. Sehingga dengan kriteria wujudul hilal tersebut tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 1 Mei, wukuf di Arafah tanggal 9 Mei, dan Idul Adha pada tanggal 10 Mei 1995. Garis tanggal seperti ini yang digunakan banyak ahli di Indonesia.

Bila memasukkan kriteria visibilitas hilal, yaitu beda waktu terbenam matahari dan bulan yang tergantung musim dan lintang tempat, garis tanggal itu lebih bergeser sekitar 20 jam ke arah barat. Garis tanggal Dzulhijjah 1415 yang dipublikasikan IICP menyatakan bahwa 1 Dzulhijjah untuk wilayah Eropa, Afrika Timur, Asia, dan Australia jatuh pada tanggal 2 Mei 1995. Maka wukuf di Arafah mestinya jatuh pada tanggal 10 Mei dan Idul Adha di wilayah itu baru dirayakan tanggal 11 Mei 1995. Hasilnya satu hari lebih lambat dari pada kriteria hisab yang biasa dilakukan di Indonesia.

HISAB DAN RU'YAT DI INDONESIA

Kriteria visibilitas hilal belum populer digunakan baik dalam hisab lokal (informasi posisi bulan dan matahari dari suatu tempat) maupun hisab global (disajikan dalam bentuk garis tanggal). Salah satu sebabnya mungkin karena menghasilkan hari pelaksanaan ibadah puasa, hari raya, dan wukuf satu hari lebih lambat daripada kebiasaan hisab-ru'yat selama ini, seperti dicontohkan di atas. Secara sadar atau tak sadar masyarakat terpengaruh dengan apa yang tertulis di kalender hijriyah yang bersumber dari ahli hisab Departemen Agama RI atau lembaga Islam lainnya. Hisab yang mereka lakukan sama sekali belum mengacu pada kriteria visibilitas hilal atau setidaknya kriteria yang digunakan belum teruji secara ilmiah. Dalam praktiknya, hasil hisab yang menyatakan bulan sudah berada di atas ufuk dengan ketinggian tertentu, tanpa laporan ru'yatul hilal, sudah cukup dijadikan dasar pengambilan keputusan, seperti kasus penentuan 1 Ramadan 1407/1987.

Diakui atau pun tidak, hasil ru'yatul hilal sangat kuat dipengaruhi oleh hisab atau kalender hijriyah yang dijadikan acuannya. Sayangnya -- seperti sering terjadi, termasuk juga di Arab Saudi -- hasil hisab/kalender yang dijadikan acuan itu kadang-kadang tidak sesuai dengan data astronomi yang mengakibatkan adanya pengakuan ru'yatul hilal walaupun menurut almanak astronomi mestinya bulan sudah berada di bawah ufuk ketika matahari terbenam. Untuk pengakuan ru'yatul hilal padahal bulan sudah di bawah ufuk, Departemen Agama RI sudah berani langsung menolaknya. Tetapi terhadap pengakuan ru'yatul hilal yang di bawah ambang batas kriteria visibilitas hilal, nampaknya belum ditangani secara serius. Tampaknya kriteria yang selama ini digunakan hanyalah: menurut hisab hilal telah berada di atas ufuk dengan ketinggian lebih dari 2o.

Sahkah kriteria itu untuk penentuan waktu ibadah? Menurut kaidah hukum, sahnya suatu ibadah cukup atas dasar dugaan kuat (dzhan). Pembatasnya hanya satu: tinggalkan yang meragukan, misalnya puasa pada hari yang masih diragukan masuk awal Ramadan atau belum (yaumusy-syak) dilarang menurut syariah. Para ahli hisab dan ru'yat di Indonesia merasa yakin bahwa dengan ketinggian hilal 2o sudah cukup untuk diru'yat. Mungkin ini berdasarkan laporan ru'yatul hilal yang telah lalu yang disahkan Departemen Agama RI. Barangkali yang memegang "rekor" pengamat hilal termuda adalah kelompok Cakung yang mengaku berhasil mengamati hilal yang hanya 2o tingginya (menurut hisab mereka). Pada pengamatan hilal awal Ramadan 1415/1995 lalu, ada beberapa ahli ru'yat yang melaporkan melihat hilal padahal ketinggian hilal rata-rata di seluruh Indonesia hanya sekitar 4o dan beda waktu terbenam bulan - matahari rata-rata hanya 15 menit. Karena mereka yakin telah melihat hilal, walaupun itu masih di bawah ambang batas visibilitas hilal, puasa mulai 1 Maret 1995 adalah sah.

Tetapi sahihkah laporan ru'yatul hilal itu? Ini masalah lain. Laporan ru'yatul hilal yang memungkinkan pengujian untuk keperluan penelitian tampaknya belum mendapat perhatian. Sebenarnya sederhana: pengamat hilal berbekal jam, dapat menggunakan jari sebagai alat ukur ketinggian hilal, dan dapat menggambarkan secara jelas arah gerak hilal mulai tampak sampai menghilang, seperti yang dilakukan pengamat hilal yang berhasil membuat rekor melihat hilal termuda (lihat cuplikan laporannya di bawah). Beberapa pengamat hilal hanya berbekal jam dan ilmu hisabnya. Pada tahun 1992 ada pengamat NU yang mengaku melihat hilal selama 11 menit lalu menyatakan ketinggian hilal yang teramati itu 2,8o, padahal menurut data astronomi mestinya bulan sudah di bawah ufuk. Ketinggian itu bukan hasil pengukuran, melainkan hasil perhitungan sederhana 11 menit/24 jam x 360o. Pengamat hilal yang demikian berbekal hisab (yang mungkin keliru) untuk memastikan adanya hilal, memperhatikan lamanya objek "hilal" teramati, kemudian menghitung dengan ilmu hisabnya ketinggian hilalnya, tanpa memperhatikan arah gerakan "hilal" itu dan mengukur langsung ketinggiannya. Seandainya laporan hilal di bawah ambang batas kriteria visibilitas hilal dapat dipertanggungjawabkan, maka data itu sangat berguna untuk mengoreksi kriteria itu.

LAPORAN RU'YATUL HILAL

Sebagai gambaran bagaimana laporan ru'yatul hilal yang dianggap bisa dipertanggungjawabkan disini akan dicuplikkan sebagian laporan dari keluarga Mohammad Iqbal Badat dan Saleh Al-Thani. Mereka dianggap sebagai pemegang rekor melihat hilal termuda (13 jam 24 menit) yang teramati pada tanggal 5 Mei 1989 dari Amerika. Hilal yang teramati itu adalah hilal bulan syawal, tanda datangnya Idul Fitri 1409/1989.

Berikut adalah cuplikan laporan keluarga Mohammad Iqbal Badat: "Saya bersama keluarga (paman, saudara-saudara saya, dan istri saya) sedang bersiap salat maghrib 5 Mei 1989 di Houston, Texas. Matahari terbenam kira-kira pukul 20:04 (waktu setempat). Kami baru saja berbuka dan berkumpul di halaman belakang bersiap untuk salat maghrib. Sebelum salat saya menengok ke belakang untuk melihat kalau-kalau hilal terlihat. Dari Amerika Serikat arah kiblat hampir berlawanan dengan arah matahari terbenam. Jam menunjukkan pukul 20:16 ketika saya melihat hilal. Karena salat telah dimulai saya segera mengikuti salat dahulu. Salat dan berdua memakan waktu sekitar 5 menit. Hilal masih terlihat sampai sekitar pukul 20:30. Hilal seperti benang putih melengkung. Kemudian kami memastikannya dengan binokuler. Hilal berada sedikit di atas cahaya merah senja. Bentuk lengkungannya dapat digambarkan dengan lingkaran jam khayal di ufuk barat: lengkungannya mulai dari posisi jam (angka) 2 sampai lebih sedikit dari jam 8. Tinggi hilal kira-kira tiga tebal jari ketika pertama kali terlihat dan ketika menghilang tingginya kira-kira setebal jari. Yang berhasil mengamati adalah: saudara saya Mohammed Hanif (29 tahun), Abdul Quadir (25), dan Fatimah (24), serta istri saya Fahmida (24), dan saya sendiri (31). Ada juga yang tidak berhasil melihatnya: ayah saya Mohammed Yakub (59), teman saya Mohammed Ibrahim (26), dan paman. Ayah saya mulanya tidak percaya sebelum diyakinkan oleh kesaksian istri dan saudara perempuan saya. Kemudian segera kami laporkan kepada ISNA (Islamic Society of North America)."

Laporan itu diperkuat dengan laporan kelompok lain yang disampaikan oleh Saleh Al- Thani. Berikut ini cuplikannya: "Saya berada di masjid Houston barat daya pada hari Jum'at petan 5 Mei 1989 bersama dua teman: Nasir Al-Qaouq dan Aymen Qadorah. Kami berada di daerah kosong dengan pandangan jelas ke arah ufuk barat. Matahari terbenam sekitar pukul 20:02. Setelah berbuka kami berusaha mencari hilal karena hari itu atau besok hilal diharapkan akan terlihat. Pukul 20:10 kami bertiga berhasil melihatnya selama empat menit. Kemudian kami berjamaah salat maghrib. Seusai salat kami mencoba lagi mencarinya sejak 20:25, tetapi kami tak melihatnya lagi. Bila digambarkan pada lingkaran jam imajiner di ufuk barat hilal itu melengkung daru dari angka 2 sampai angka 7. Hilal itu tebal pada posisi angka 7 dan tipis pada ujung lainnya. Hilal berada di atas ufuk kira- kira 8 kali tebal jari bila tangan dilencangkan ke depan."

Dua laporan independen itu menunjukkan bentuk hilal yang sama. Hilal sebenarnya sangat sulit membentuk setengah lingkaran. Berdasarkan analisis posisinya, semestinya pusat lengkungan hilal ada pada sekitar angka 7 pada lingkaran jam imajiner. Itu terbukti pada laporan kedua yang menyatakan pada posisi itu hilal tampak tebal. Cahaya yang memanjang melengkung di kanannya belum diketahui penyebabnya, mungkin juga efek atmosfer bumi. Tentang ketinggian yang jauh lebih tinggi dari hasil hisab, disebabkan oleh ketidakakuratan menentukan garis ufuk. Yang jelas, pengamat hilal ini murni melaporkan apa yang terlihat seadanya, tanpa berusaha mereka-reka data. Walau pun ada beberapa hal yang tidak akurat, tetapi dari segi astronomi laporan mereka bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

PENUTUP

Masyarakat awam sangat percaya dengan kelender hijriyah yang beredar di pasaran yang bersumber dari hitungan para ahli hisab Departemen Agama RI atau lembaga Islam yang mempunyai badan hisab. Sedangkan para ahli hisab (dan juga para ahli ru'yat) sangat terpengaruh pula dengan pegangan ilmu hisab dan data yang dimilikinya. Bila ada informasi yang berbeda daripada apa yang dipercayai atau diyakininya, mereka pasti menjadi ragu.

Jadwal salat yang sepenuhnya berlandaskan hisab sudah diterima masyarakat, walaupun ada beberapa perbedaan definisi. Masalah pelik tentang kalender Islam sebenarnya juga mudah diselesaikan. Dari mana mesti memulainya? Tuntaskan akar masalahnya: acuan ilmu hisab para ahli hisabnnya diseragamkan. Bila semua berlapang dada untuk berdiskusi mencari acuan yang paling sahih di antara data dan metode yang kini ada di masyarakat kemudian menjadikannya sebagai acuan baku yang diikuti semua, maka jalan mengurai kerumitan telah terbuka. Almanak astronomi kini sudah diakui keakuratannya dalam menentukan berbagai fenomena bulan - matahari, terbukti dari ketepatannya dalam menentukan saat gerhana matahari dan bulan. Bila semua ahli hisab telah mengacu pada almanak astronomi, satu langkah lagi adalah menyepakati kriteria visibilitas hilal. Kriteria IICP yang memberikan syarat batas visibilitas hilal: beda waktu terbenam matahari dan bulan lebih dari 40 menit di daerah tropik sangat baik diterapkan di Indonesia dan negara-negara ASEAN. Bila semua ahli hisab dan ru'yat, khususnya Departeman Agama RI, mulai memasyarakatkan kriteria hisab berdasar kriteria visibilitas hilal dan mempublikasikan hasilnya di kalender umum, akhirnya masyarakat akan terbiasa juga.

Koresponden Email
Dikirim oleh: Heri Haryadi

Tes IQ Itu, Apa Sih?


Skor tes IQ sering dilihat sebagai ukuran kecerdasan seorang anak. Padahal skor tersebut tidak berdiri sendiri. Ia berhubungan dengan pola asuh, hubungan anak dan orangtua, kebiasaan belajar, dan faktor lingkungan lainnya.

Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Dalam arti yang lebih luas, para ahli mengartikan intelegensi sebagai suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Menurut Indri Savitri, S. Psi, Kepala Divisi Klinik dan Layanan Masyarakat LPT UI, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan wujud dari proses berpikir rasional itu. Tes IQ adalah alat ukur kecerdasan yang hasilnya berupa skor. Tetapi skor tersebut hanya memberi sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan secara keseluruhan.

Skor bukan harga mati
Howard Gardner, psikolog pendidikan asal Amerika yang terkenal dengan teori kecerdasan gandanya menyatakan, kecerdasan intelektual hanyalah salah satu dari 8 kecerdasan yang dimiliki seseorang. Kecerdasan ganda yang dimaksud Gardner adalah kecerdasan di bidang bahasa, berpikir logis atau matematis, musik, visual, dan gerak. "Sayangnya, alat ukur untuk kecerdasan ganda itu masih dikembangkan Gardner. Perlu waktu lama untuk bisa menerapkannya di negara yang berbeda kultur seperti Indonesia," tutur Indri.

Awalnya, tes IQ diterapkan di masyarakat Barat karena adanya kebutuhan untuk seleksi. Anak-anak dengan kemampuan rata-rata, di bawah, dan di atas rata-rata, memerlukan penanganan yang berbeda. Tapi sekarang di sana skor IQ sudah tidak lagi dipakai karena mulai dikembangkan pendekatan-pendekatan lain yang melihat faktor kecerdasan secara menyeluruh.

Sayangnya, di Indonesia banyak lembaga pendidikan yang mewajibkan calon siswanya untuk tes IQ terlebih dahulu sebagai salah satu syarat penerimaan siswa baru. Ada sekolah yang menetapkan syarat penerimaan tes IQ minimal 120 skala Weschler. "Bahkan, ada anak yang disarankan untuk sekolah di SLB karena skornya di bawah rata-rata, tanpa ada tahapan melihat latar belakang anak terlebih dahulu," kata ibu satu anak ini menyayangkan.

Situasi saat tes
Menurut Indri, setidaknya ada tiga faktor yang berhubungan dengan tes IQ. Pertama, reliabilitas atau sejauh mana hasil tes itu dapat dipercaya. Skor IQ yang diperoleh akan sama walaupun seorang anak melakukannya pada kondisi yang berbeda. Kedua, validitas atau sejauh mana alat ini mampu mengukur apa yang hendak diukur. Jika tes itu mengukur kemampuan berbahasa, maka yang diukur adalah kemampuan anak dalam mengeluarkan pendapat, bukan mengukur kepercayaan diri. Ketiga, standarisasi, yaitu apakah alat yang dipakai sesuai dengan norma masyarakat setempat. Tiap masyarakat tentu mempunya norma berbeda satu sama lain.

Menurut Indri, saat ini banyak dilakukan tes psikologi secara massal, misalnya dalam satu ruang kelas. Padahal, tes yang dilakukan secara massal itu bisa menimbulkan banyak kemungkinan. Sehingga, seorang anak yang skor IQnya 140 belum tentu memiliki prestasi yang baik di sekolah. Sebaliknya, anak dengan skor IQ 85 tidak berarti harus masuk SLB. Orangtua perlu kritis melihat skor tersebut.

Beda alat, beda yang diukur
Tes IQ yang sering dipakai di Indonesia adalah tes Binet dan Wecshler. Kedua tes ini sebenarnya merupakan alat yang sudah dikembangkan sejak lama. Psikolog asal Perancis, Alfred Binet dan Theodor Simon, mulai merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (kemampuan di bawah rata-rata). Alat itu dinamakan tes Binet-Simon yang kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika membuat banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Ia menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara usia mental (mental age) dengan usia kronologis (chronological age). Hasil perbaikan ini disebut tes Stanford-Binet. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet dinilai masih terlalu umum. Para ilmuwan kemudian mengetahui bahwa intelegensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum, namun juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Berdasarkan teori tersebut, dikembangkanlah teori yang disebut teori faktor. Alat yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak. Skala ini lebih dikenal dengan skala Wechsler, yang melihat intelegensi sebagai kapasitas seseorang untuk mengatasi masalah sehari-hari menggunakan pengetahuan yang dia miliki.

Faktor genetik dan keturunan
Keturunan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil tes IQ. Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga adalah sekitar 0,5. Pada anak kembar, korelasinya sangat tinggi, yaitu 0,9. Sedangkan pada anak adopsi, sekitar 0,4-0,5 dengan orangtua kandung, dan 0,1-0,2 dengan orangtua angkatnya. IQ anak kembar yang dibesarkan secara terpisah tetap berkorelasi sangat tinggi.

Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak ini sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting. Karenanya, faktor lingkungan dapat menimbulkan perubahan yang berarti.

Oleh karena itu, Indri menegaskan tentang pentingnya kejelasan tujuan dilakukannya tes IQ. Hendaknya tes IQ dilakukan untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada anak. Hal ini penting agar orangtua dan guru dapat memberi stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak.

Berdasarkan pengalaman di klinik, Indri banyak menemukan kasus anak yang memiliki skor IQ bagus, tapi prestasi akademisnya rendah. Atau anak dengan skor IQ biasa saja, tapi cukup populer di sekolah karena memiliki rasa percaya diri untuk mengembangkan potensinya.

Sebagai sebuah alat ukur kecerdasan, tes IQ memang satu-satunya alat yang dapat dipakai sampai saat ini. Namun, untuk kepentingan pengoptimalan potensi anak, Indri lebih suka dengan istilah "evaluasi psikologis". Karena dengan evaluasi psikologis, orangtua atau guru dapat membantu anak sesuai dengan permasalahannya. Misalnya, anak yang kurang pemahaman bahasanya perlu dibantu agar meningkat pemahaman bahasanya.

Untuk evaluasi psikologis, tidak hanya tes IQ yang dibutuhkan. Tes IQ tanpa wawancara sebenarnya tidak bisa berbicara. Karena skor tersebut berhubungan dengan masa lalu, pola asuh, hubungan orangtua dengan anak, kebiasaan belajar, karakter anak dan lingkungannya.
(Sarah Handayani/Bahan: Amy)

Milis Sabili

Peran Wanita Dalam Dakwah Rasulullah Saw

Taujihat
Oleh: Syamsu Hilal

"Sesungguhnya wanita itu adalah pendamping pria" (HR Ahmad dan Abu Daud).

PKS Online: Ketika Rasulullah Saw. diutus ke dunia, beliau bersabda, "Sesungguhnya wanita itu adalah pendamping pria" (HR Ahmad dan Abu Daud). Sejak saat itu paradigma pemikiran dan perlakuan terhadap wanita berubah seratus delapan puluh derajat. Derajat wanita diangkat dan dimuliakan. Wanita dikatakan sebagai pendamping pria karena pada setiap kesuksesan seorang pria, pasti ada peran wanita yang sangat signifikan. Apakah peran sebagai seorang ibu atau seorang istri. Banyak tokoh-tokoh menjadi penting dan terkenal lantaran ditopang oleh peran wanita. Maka, atas perannya yang demikian, wanita sering disebut sebagai tokoh penting di belakang layar.

Peran wanita Muslimah dalam jihad Rasulullah Saw. amat signifikan. Sebagian besar mereka yang berhijrah ke Habasyah adalah bersama istri-istri mereka. Bahkan sejarah Islam mencatat bahwa manusia yang pertama kali menyambut dakwah Islam adalah seorang wanita, yaitu Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah Saw. Dan manusia pertama yang syahid di jalan Allah juga seorang wanita, yaitu Sumayyah.

Selain Khadijah Ra. dan Sumayyah, masih banyak wanita-wanita Islam yang namanya abadi. Di antara mereka ada Aisyah Ra., Ummu Sulaim, Sumayyah, Nusaibah, Asma binti Abu Bakar, dan masih banyak wanita lain yang memegang peranan penting dalam perintisan dakwah Rasulullah Saw. di Mekkah dan Madinah.

Dalam kitab-kitab sirah (sejarah) dikisahkan, setelah Rasulullah Saw. menerima wahyu pertama di gua Hira, beliau pulang dalam keadaan menggigil. Tubuhnya gemetar ketakutan. Setibanya di rumah, Beliau meminta istrinya, Khadijah Ra., menyelimuti tubuhnya. Lalu, Khadijah menyelimuti dan mendekap tubuh Rasulullah Saw. dengan penuh kasih sayang, hingga hilang rasa takutnya. Khadijah tidak langsung menanyakan apa yang telah terjadi pada suaminya, hingga Rasulullah Saw. sendiri berkata, "Wahai Khadijah, tahukah engkau mengapa tubuhku tadi gemetar?" Belum sempat Khadijah menjawab, Rasulullah berkata lagi, "Sesungguhnya aku khawatir terhadap diriku sendiri." Khadijah menjawab, "Tidak! Bergembiralah! Demi Allah, Allah sama sekali tidak akan membuat anda kecewa. Anda seorang yang bersikap baik kepada kaum kerabat, selalu berbicara benar, membantu yang lemah, menolong yang sengsara, menghormati tamu, dan membela orang yang berdiri di atas kebenaran." Mendengar ucapan itu, Nabi menjadi tenang.

Jawaban Khadijah bukanlah sekadar untuk membesarkan hati Nabi, tapi merupakan pengungkapan fakta yang sesungguhnya. Nabi Muhammad Saw. sejak kecil telah menginvestasikan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Sebuah fakta perlu medapatkan pengakuan dari orang lain agar menjadi nilai universal yang didukung oleh masyarakat luas. Rasulullah Saw. bukan tidak yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah semata-mata atas bimbingan wahyu. Tapi beliau ingin tahu apakah dakwahnya diterima masyarakat.

Sebagai istri, Khadijah Ra. telah mengambil sikap cerdas, yaitu memberikan dukungan total terhadap dakwah sang suami. Bagaimana jika Khadijah memberikan pernyataan yang tidak menenangkan jiwa? Tentu Nabi Saw. akan merasa sedih. Karena bagaimanapun, seorang Rasul adalah manusia juga yang membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat yang dicintainya. Dan Khadijah Ra. telah memberi andil besar dalam membangun dakwah Rasulullah Saw.

Kisah lain, suatu ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq didampingi Rasulullah Saw. mendatangi tokoh-tokoh musyrikin Quraisy yang sedang berkumpul dekat Ka'bah. Setelah duduk di tengah-tengah mereka, Abu Bakar berbicara mengajak para hadirin untuk beriman dan beribadah kepada Allah dan Rasul-Nya serta tidak mempersekutukan Allah dengan yang selain-Nya.

Sudah diduga, pidato Abu Bakar membuat wajah pemuka musyrikin Quraisy memerah. Hati mereka panas menggelegak. Seolah-olah mereka dihina. Seketika itu juga, para pemuka Quraisy dan pemudanya menyerang Abu Bakar dengan pukulan bertubi-tubi. Rasulullah Saw. berusaha melindungi Abu Bakar. Namun, banyaknya tinju yang mengarah ke wajah Abu Bakar sulit dibendung. Salah seorang pemuda Quraisy bernama 'Atabah bin Rabi'ah menanggalkan sepatunya, lalu memukulkannya ke wajah Abu Bakar. Darah pun mengalir dari hidung dan mulut Abu Bakar. Luka memar membiru menghiasi pipi dan matanya. Banu Tamim, kabilah Abu Bakar, datang melerai dan menarik orang-orang yang menganiaya Abu Bakar. Empat pemuda Banu Tamim lalu membawa Abu Bakar pulang ke rumahnya.

Melihat anaknya terkapar berlumuran darah dan tak bergerak, Salma, ibunda Abu Bakar menangis dan memanggil-manggil nama kecil Abu Bakar. "Atiq.Atiq.Atiq!" Abu Bakar tidak menjawab panggilan ibunya. Dia masih tidak sadarkan diri.

Ibunda Abu Bakar membersihkan luka-luka diwajah anaknya dengan penuh kasih sayang. Tangannya memijat-mijat telapak tangan Abu Bakar agar anaknya itu segera siuman. Tubuh Abu Bakar mulai bergerak. Salma bertanya, "Bagaimana perasaanmu sekarang, Abu Bakar?"

Abu Bakar balik bertanya, "Bagaimana keadaan Rasulullah?"

"Kami tidak tahu," jawab Salma. Abu Quhafah, sang ayah, hanya diam saja mendengarkan percakapan istri dan anaknya.

"Pergilah ibu temui Fathimah binti Khaththab, tanyakan kepadanya kabar Rasulullah," pinta Abu Bakar. Salma segera menemui Fathimah dan menjelaskan apa yang menimpa Abu Bakar. Keduanya lalu menemuinya dan duduk di samping Abu Bakar yang masih terkapar.

"Rasulullah selamat dan kini berada di rumah Ibnul Arqam," jelas Fathimah.

Abu Bakar berkeras untuk bertemu Rasulullah Saw. Malam itu juga, ibunya dan Fathimah memapah Abu Bakar menemui Rasulullah. Rasulullah bangkit dan menyambut Abu Bakar sambil mendoakannya. Salma, ibunda Abu Bakar mengucapkan syahadat di hadapan Rasulullah Saw.

Penggalan kisah ini menggambarkan betapa besar peran Salma dan Fathimah dalam menyelesaikan "masalah" yang dihadapi Abu Bakar. Di saat Abu Quhafah, ayah Abu Bakar, dan para pemuda Banu Tamim bingung melihat kondisi yang menimpa Abu Bakar, Salma dan Fathimah tampil sebagai "decision maker".

Keislaman Utsman bin 'Affan pun tak luput dari peran seorang wanita, Su'da binti Kariz, bibinya. Suatu ketika Su'da bertamu ke rumah saudara perempuannya Arwa binti Kariz, ibunda Utsman, untuk menceritakan kabar kelahiran seorang Rasul dengan membawa agama yang lurus.

Utsman menyambut hangat kedatangan bibinya, dan menanyakan berita yang akan disampaikannya. Dengan senang hati Su'da menceritakan tentang Muhammad Rasulullah yang membawa agama kebenaran. Utsman sebenarnya tertarik dengan berita itu, tapi ia cepat mengalihkan pembicaraan ke seputar keluarga.

Malamnya Utsman tak bisa tidur lantaran kabar tentang Muhammad yang diceritakan bibinya terus terngiang di telinga. Ia heran, mengapa kabar itu terus mengganggu pikirannya. Ternyata Su'da amat baik dan runut dalam menceritakan kabar kerasulan Muhammad Saw. sehingga amat membekas di pikiran Utsman.

Paginya, ketika berangkat ke kebun, Utsman bertemu teman akrabnya, Abu Bakar. Melihat wajah Utsman yang agak lain, Abu Bakar bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan, Utsman?"

"Tidak ada," jawabnya. "Hanya saja kemarin bibiku menceritakan tentang kehadiran seorang Rasul di tengah-tengah kita. Sejak itu, berita itu terus mengganggu pikiranku," lanjut Utsman.

Abu Bakar membenarkan berita yang disampaikan Su'da kepada Utsman, lalu mengajaknya menemui Rasulullah Saw. Tak berpanjang kata, Utsman menyatakan diri masuk Islam.

Islamnya Hamzah bin Abdul Mutholib juga tak lepas dari peran seorang wanita, yaitu ibunya. Pada suatu hari ibunda Hamzah menceritakan kasus penghinaan dan penganiayaan yang menimpa Nabi Muhammad oleh Abu Jahal. "Hai Abu Imarah (nama panggilan Hamzah)! Apa yang hendak kau perbuat seandainya engkau melihat sendiri apa yang dialami kemenakanmu, Muhammad. Muhammad dimaki-maki dan dianiaya oleh Abul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), lalu ditinggal pergi sementara Muhammad tidak berkata apa-apa kepadanya," ujar ibunda Hamzah.

Mendengar cerita itu, raut muka Hamzah memerah dan pergi menemui Abu Jahal yang saat itu tengah berkumpul bersama teman-temannya. Tanpa ba-bi-bu Hamzah memukul Abu Jahal dengan busurnya hingga berdarah. Hamzah berkata, "Engkau berani memaki Muhammad? Ketahuilah aku telah memeluk agamanya!"

Begitupun keislaman Umar bin Khaththab tak lepas dari peran adik perempuannya Fathimah. Waktu itu Umar sedang marah dan mencari Muhammad untuk dibunuh. Di tengah jalan ada orang yang memberitahu bahwa adiknya Fathimah sudah masuk Islam. Umar pun mengurungkan niat mencari Rasulullah dan berbalik ke rumah Fathimah yang dinilainya telah berkhianat dari agama nenek moyang. Umar menyerbu ke dalam rumah adiknya lalu memukul Fathimah hingga berdarah. Ternyata darah yang mengucur dari wajah Fathimah meluluhkan hati Umar. Saat itu Umar melihat secarik kertas yang berisi ayat Al-Qur'an. Ia amat terpesona dan berkata, "Alangkah indahnya dan mulianya kalimat ini." Setelah itu Umar menemui Rasulullah Saw. dan menyatakan keislamannya.

Dari kisah-kisah di atas, tampak bahwa wanita dengan segala kelebihannya mampu berperan penting dalam perjalanan dakwah di masa Rasulullah Saw. Saat ini Islam membutuhkan wanita-wanita yang memiliki semangat seperti Khadijah, 'Aisyah, Sumayyah, Ummu Sulaim, Asma, dan Fathimah untuk memperbaiki umat dan bangsa yang tengah meradang. Wallahu a'lam bishshawab.

Milis Sabili
Dikirim oleh: Ummu Ja'far

Peran Al Qur'an Dalam Ilmu Pengetahuan


Kita mungkin termasuk salah satu orang yang kecewa dengan kenyataan ummat islam masa kini, saya memakluminya. begitulah kenyataannya.

Namun demikian saya akan katakan bahwa pandangan terhadap ilmuwan kita (muslim) agak sedikit sinis ..... bahkan Dr Abdus Salam dikatakan sebagai fisikawan bukan hasil menggali dari Alqur'an atau kalau adapun itu hanya mencocok-cocokkan!!! Hal ini saya tidak mau menebak-nebak persoalan bagaimana sang ilmuwan tersebut memperoleh pengetahuan fisikanya.....Saya hanya ingin mengungkapkan dasar-dasar untuk menjadi ilmuwan.....Memang di dalam Alqur'an tidak dijelaskan bagaimana membuat pesawat ..... membuat roti ..... membuat jembatan layang dan lain sebagainya, bahkan di setiap kitab agama manapun juga tidak ada ..... weda-kah, injil-kah atau kitab-kitab filsafat sang Budha .....

Mari kita melihat sejarah. Siapa sebenarnya yang mendahului sejarah ilmu pengetahuan modern, dan apa yang menjadi azas sehingga mereka menjadi ilmuwan dan bandingkan dengan ilmuwan Kristen yang mendasari penelitiannya bukan berdasarkan keterangan kitab suci injil sehingga para saintis dianggap bid'ah atau sekuler oleh gereja.

Para cendekiawan barat mengakui bahwa Jabir ibnu Hayyan ( 721-815) adalah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang Alkemi yang kemudian oleh ilmuwan barat diambil alih serta dikembangkan menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai ilmu kimia (Al kemi dari bahasa arab) sebab Jabir yang namanya dilatinkan menjadi Geber adalah orang yang pertama yang mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dari mineral-mineral zat-zat kimiawi

Muhammad Ibnu Zakaria Ar rozi (865-925) telah menggunakan alat-alat khusus untuk melakukkan proses yang lazim dilakukan ahli kimia seperti distilasi, kristalisasi, kalsinasi. Namanya dilatinkan menjadi Razes, dianggap sebagai manual atau buku pegangan laboratorium kimia pertama di dunia, dan dipergunakan oleh para sarjana Barat yang baru berabad-abad kemuadian mempelajari sains, yang telah dikembangkan ummat Islam di universitas-univesitas Islam di Todelo dan Kordoba.

Ibnu Sina, salah seorang tokoh ilmuwan Islam yang pengaruhnya sangat besar di Eropa karena karya-karyanya dibidang ilmu pengetahuan kealaman, terutama ilmu kedokteran. Apa yang menjadi landasan para ilmuwan/ulama pada jaman itu?

Didalam Alqur'an banyak diperoleh ayat yang mendorong ummat Islam untuk melakukan intidzar (penelitian/memperhatikan) dan menggunakan akal dan pikiran:

"Katakanlah (hai Muhammad) perhatikanlah dengan intidzr/dadzar apa-apa yang ada di langit dan di bumi." (QS. Yunus: 101)

Maka apakah mereka tidak melakukan intidzar dan memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana mereka didirikan. Dan bumi bagaimana dibentangkan, maka berilah peringatan karena engkaulah pemberi peringatan (QS. Al Ghasiyah: 17-20)

Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanaman zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan ayat-ayat Allah (atau tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berfikir (QS. An Nahl: 11)

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah (tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mempergunakan akal (QS. An Nahl: 12)

Bagaimana mengenai ayat-ayat yang menyangkut penciptaan kita sendiri?

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari/ekstrak yang berasal dari tanah (QS. Al Mu'minun: 12)

Yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran: 191)

Dan banyak lagi ayat-ayat yang mendorong untuk meneliti dan memperhatikan diri maupun alam semesta. Sayang kebanyakan kita kurang memperhatikan bagaimana metodologi penelitian yang diajarkan di sekolah & perguruan tinggi.

Sebelum pesawat terbang ditemukan, yang pertama diperhatikan oleh orang adalah bagaimana burung itu bisa terbang ..... kemudian ia memperhatikan dengan teliti apa saja instrumen yang mendukung untuk bisa terbang ..... keseimbangan bobot dan tenaga untuk mendorong serta memperhatikan sistem aerodinamisnya, sehingga dengan percobaan-percobaan bertahun-tahun pada akhirnya ditemukan suatu kendaraan yang mirip burung.

Alqur'an hanya memberikan kesadaran dan dorongan untuk menggali suatu peristiwa alam atau gejala-gejala sehingga mendapatkan akurasi yang benar, untuk kemudian hasil penelitian itu disebut ilmu pengetahuan. Dan untuk anda ketahui, bahwa apa yang anda pelajari di kampus atau sekolah hanya berupa paket ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para peneliti/ilmuwan, artinya kita masih banyak membaca tulisan-tulisan yang disajikan oleh dosen ketimbang memperhatikan kejadian-kejadian alam semesta maupun gejala apa yang dialami oleh individu manusia.

Padahal pertamakali turun ayat kepada Nabi Muhammad adalah surat Al 'Alaq ... yang dimulai dengan kata iqra' ..... pada kelanjutan kalimat itu tidak disebutkan membaca sebuah kitab atau mata pelajaran berupa buku-buku seperti paket di sekolah, akan tetapi perintah membaca disini ialah melihat kejadian atau prosesi penciptaan manusia!!! Bacalah dengan nama Tuhanmu ..... yang menciptakan manusia dari segumpal darah .....

Pada firman Allah di atas dijelaskan bahwa alam semesta itu merupakan ayat-ayat Allah (ayat kauniah), artinya konsepsi Alqur'an tidak akan lepas kebenarannya dengan ayat-ayat kauliyah (firman). Jadi tidak benar kalau dikatakan ilmuwan kita hanya mencocok-cocokkan dengan pengetahuan yang ada.....

Ketika anda masuk kuliah pada jurusan kedokteran misalnya ..... yang pertama anda terima bukan status sebagai dokter ..... akan tetapi anda akan mendapatkan pelajaran bagaimana anda memperhatikan gejala-gejala yang terjadi pada anatomi manusia, misalnya detak jantung, saluran pernapasan, sistem kerja syaraf, atau sistem pencernaan, dan lain-lain.

Jadi jelaslah bahwa yang ditanamkan pada kita oleh Alqur'an bukan ilmu fisika, bukan biologi atau sejarah, akan tetapi lebih dari sekedar ilmu-ilmu itu yaitu menjadi manusia yang berpikir (afala tatafakkarun) ..... berakal (afala ta'qilun) ..... dan meneliti (afala tandzurun), apa-apa yang terjadi pada alam semesta sehingga menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan ..... (sayang umat islam sekarang kurang memperhatikan ayat ini).

Sekali lagi, islam menempatkan berpikir dan menggunakan akal lebih tinggi ketimbang ilmu itu sendiri, bahkan lebih baik dari ibadah seribu rakaat (Al Hadis), sebab ilmu pengetahuan bersifat nisbi (berubah-ubah), akan tetapi berpikir merupakan jalan untuk mengetahui lebih jauh dari apa yang diperoleh sekarang. Kalau seandainya Alqur'an menjelaskan bagaimana cara membuat pesawat terbang, berarti islam tidak menanamkan filsafat ilmu kepada umatnya, sehingga akan menjadi tidak relevan lagi jika terjadi pengembangan-pengembangan yang lebih maju. Yang pada akhirnya Alqur'an tidak lagi disebut universal dan tidak berdimensi .....

Maka kekecewaan kita terhadap umat sekarang, janganlah membuat kita menutup mata bahwa Alqur'an sangat menjunjung dan mendorong umatnya untuk menjadi peneliti dan memperhatikan gejala-gejala alam semesta, sehingga jika kita lakukan dengan benar maka akan kembali kejayaan islam seperti pada abad ketujuh sampai akhir abad ketigabelas, yang pada waktu itu umat kkristen terbelakang oleh karena doktrin yang membunuh kreativitas umat untuk berpikir maju ..... yang pada akhirnya umat memberontak dari sikap gereja yang ortodoks ..... jadilah kaum sekuler yang kita kenal sekarang ..... Jadi kaum kristen bukanlah didorong oleh Alkitab untuk menjadi manusia modern seperti sekarang, melainkan mereka keluar dari peraturan dan doktrin Alkitab itu sendiri, namun sebaliknya kaum islam sekarang mengalami kemunduran diakibatkan karena justru tidak memperhatikan cara berpikir qur'ani ..... seperti apa yang telah saya ungkapkan pada ayat-ayat di atas.

Konkritnya ialah, kaum kristen maju disebabkan meninggalkan ajaran agamanya (sekuler) sedangkan kemunduran kaum islam sekarang disebabkan meninggalkan ajaran islamnya .....

Saya akan menunjukkan sebuah sejarah Nasrani, bahwa "Galileo" yang terkenal, pada masa 300 tahun yang lampau (1633) telah dihadapkan kemuka majelis Paus, dan dengan ancaman akan disiksa, dipaksa untuk menarik kembali keterangannya yang terkutuk dan menyalahi hukum agama, bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Coba anda bandingkan dengan sejarah Islam di Cordova dan Toledo yang berlangsung pada awal abad ketujuh, tentang kemajuan teknologi yang dikembangkan oleh ulama Islam dengan para peneliti Kristen yang baru dimulai pada abad keenambelas yang dipelopori oleh Galileo.

Kesimpulannya ialah bahwa tidak mungkin Alqur'an memuat secara detail pelajaran tentang kimia praktis, fisika praktis, ilmu-ilmu bangunan, desain interior/eksterior, manajemen perusahaan, ..... kecuali hanya memberikan landasan untuk berpikir dan meneliti apa-apa yang dihadapi di muka bumi ini. Sehingga kita akan mendapatkan keterangan mengenai alam semesta yang merupakan ayat-ayat kauniah yang digelar mengikuti sunnah-sunnah (ketetapan-ketetapan) Allah Swt. Karena tidaklah mungkin ilmu pengetahuan itu ada, jika tidak melalui berpikir (afala tatafakkarun) ..... menggunakan akal (afala ta'qilun) ..... dan meneliti (afala tandzurun).....

Di bawah ini sebagian ulama Islam yang turut andil dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran modern sebelum bangsa Eropa menjadi manusia beradab:

Rhazes (Al Razi) hidup antara tahun 865-925, menurut Dr Max`Meyerhof ..... tidak disangsikan sebagai seorang physician terbesar dalam dunia Islam ..... pada waktu mudanya ia sebagai doktor kimia.

Ishak Yuda, hidup antara tahun 855-955, ia berasal dari Mesir, bekerja sebagai dokter istana pada pemerintahan Fatimiyah, waktu itu berkuasa di Tunisia ..... Kitab-kitabnya bayak diterjemahkan dalam bahasa latin, diantaranya adalah: On Fevers (tentang penyakit malaria), .....On the elements (Anasir), On simple drugs and aliments, On urine.

Haly Abbas, wafat tahun 944 M, ia mengarang Ensiklopedia atau alkitab Al Maliki dalam bahasa Inggris disalin dengan judul "The Whole Medical Art".

Avicenna/Ibnu Sina adalah seorang filosof dan doktor ..... buku karangannya Al Qanun fi'thibb (Canon of medicine) dalam abad keduabelas Masehi. Gerald Cremona, menyalin buku Ibnu Sina ke dalam bahasa latin. Buku-bukunya bukan semata-mata dalam ilmu kedokteran saja, tetapi terbagi-bagi atas beberapa cabang: ilmu agama, metafisika, astronomi dan phylology dan beliau juga seorang pemusik yang handal.

Albiruni, hidup tahun 973-1048 M, ia seorang doktor penyakit, ahli falakiyah, ahli matematika, ahli obat-obatan, ahli ilmu bumi dan sejarah ..... (Kultur Islam, Dr Oemar Amin Hoesin, 1964, penerbit Bulan Bintang, Jakarta)

Terimakasih, Wassalamu'alaikum wr. wb.

Abu Sangkan

Copyright © Yayasan Bukit Thursina 2002

Dimensi Ajaran Islam


Pendahuluan
Islam sebagai agama bisa dilihat dari berbagai dimensi; sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Apa yang diyakini oleh seorang muslim, boleh jadi sesuai dengan ajaran dan aturan Islam, boleh jadi tidak, karena proses seseorang mencapai suatu keyakinan berbeda-beda, dan kemampuannya untuk mengakses sumber ajaran juga berbeda-beda. Diantara penganut satu agama bisa terjadi pertentangan hebat yang disebabkan oleh adanya perbedaan keyakinan.

Sebagai ajaran, agama Islam merupakan ajaran kebenaran yang sempurna, yang datang dari Tuhan Yang Maha Benar. Akan tetapi manusia yang pada dasarnya tidak sempurna tidak akan sanggup menangkap kebenaran yang sempurna secara sempurna. Kebenaran bisa didekati dengan akal (masuk akal), bisa juga dengan perasaan (rasa kebenaran). Kerinduan manusia terhadap kebenaran ilahiyah bagaikan api yang selalu menuju keatas. Seberapa tinggi api menggapai ketingian dan seberapa lama api itu bertahan menyala bergantung pada bahan bakar yang tersedia pada setiap orang. Ada orang yang tak pernah berhenti mencari kebenaran, ada juga yang tak tahan lama, ada orang yang kemampuannya menggapai kebenaran sangat dalam (atau tinggi), tetapi ada yang hanya bisa mencapai permukaan saja.

Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangan keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunnat) dan larangan anjuran (makruh). Sumber hukum dalam Islam adalah al Qur'an, tetapi al Qur'an hanya mengatur secara umum, karena al Qur'an diperuntukkan bagi semua manusia sepanjang zaman dan diseluruh pelosok dunia. Detail hukum kemudian dirumuskan dengan ijtihad. Karena sifatnya yang regional dan "menzaman" maka fatwa hukum bisa bisa berbeda-beda, ada yang menganggap bahwa hasil ijtihadnya itu sebagai hukum Tuhan, dan ada yang menganggap bahwa dalam hal detail tidak ada hukum Tuhan.

Memahami Ajaran Islam Dengan Pembidangan
Pembidangan yang sangat populer dari ajaran Islam adalah Aqidah, Syari'ah dan Akhlak, masing-masing sebagai subsistem dari sistem ajaran Islam. Artinya aqidah tanpa syari'ah dan akhlak adalah omong kosong, demikian juga syari'ah harus berdiri diatas pondasi aqidah, dan keduanya haruslah dijalin dengan akhlak. Syari'ah tanpa akhlak adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah kesesatan.

Aqidah
Secara harfiah, aqidah artinya adalah sesuatu yang mengikat, atau terikat, tersimpul (bandingkan istilah aqad nikah). Sedangkan sebagai istilah, aqidah Islam adalah sistem kepercayaan dalam Islam. Mengapa disebut aqidah, karena kepercayaan itu mengikat penganutnya dalam bersikap dan bertingkah laku. Orang yang kuat akidahnya (keyakinannya) terhadap keadilan Tuhan, maka keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap terhadap suatu nilai (misalnya berkorban dalam perjuangan) dan selanjutnya mengikat perilakunya (misalnya tidak mau kompromi terhadap kezaliman). Sebaliknya orang yang tidak kuat keyakinannya kepada keadilan Tuhan (ikatannya longgar) ia mudah menyerah dalam berjuang dan bisa dinegosiasi untuk toleran terhadap penyimpangan, mudah terpancing untuk membalas dendam dengan cara yang menyimpang dari aturan.

Sistem kepercayaan ini akhirnya berkembang menjadi ilmu, disebut ilmu Tauhid atau ilmu ushuluddin. Ilmu Tauhid berbicara tentang Rukun Iman yang enam (iman kepada Tuhan, Malaikat, Rasul, Kitab Suci, Hari Akhir dan Takdir). Kajian filosofis dari ilmu Tauhid disebut Ilmu Kalam, disebut juga Theologi (ilmu yang berbicara tentang ketuhanan).

Secara garis besar, theologi Islam dapat dibagi menjadi dua type, yaitu Jabbariah dan Qadariah. Jabbariah lebih menekankan pada kekuasaan Tuhan Yang Maha Mutlak sehingga menempatkan manusia pada posisi seperti wayang yang segalanya tergantung kepada dalang. Manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, oleh karena itu seseorang masuk sorga atau neraka itu bukan karena prestasinya, tetapi sepenuhnya kehendak Tuhan. Faham Qadariyah lebih menekankan sifat keadilan Tuhan, oleh karena itu manusia ditempatkan dalam posisi yang memiliki kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, dan dengan keadilan Nya, Tuhan akan memberi pahala kepada yang berbuat baik dan menghukum yang berdosa.

Secara sosial, penganut theologi Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu Sunny dan Syi'ah. Golongan Sunny memandang semua manusia sama di depan Tuhan, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Nya, oleh karena itu setiap muslim dari manapun memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin sepanjang memenuhi syarat. Golongan Sunny memandang empat sahabat besar (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) dalam posisi yang setara dan sah kekhalifahannya.

Sedangkan golongan Sunny mengklaim adanya hak-hak istimewa keturunan Nabi -dalam hal ini anak-anak Ali bin Abi Thalib melalui ibu Fatimah (puteri Nabi) sebagai pewaris syah kepemimpinan ummat Islam. Abu Bakar, Umar dan Usman dinilai merampas hak-hak politik Ali bin Abi Thalib. Anak cucu Ali bin Abu Thalib kemudian disebut sebagai golongan Alawiyyin atau secara sosiologis di Indonesia disebut habaib. Syi'ah itu sendiri artinya golongan, dan sepanjang sejarah Islam, kelompok ini selalu menjadi korban politik karena mereka sangat potensil mengobarkan semangat oposisi terhadap penguasa Sunny. Baru di Iran theologi Syi'ah mewujud dalam bentuk Pemerintahan Republik Islam Iran, yang dibangun dengan konsep wilayat al faqih (otoritas ulama) dimana para mullah (kelompok Alawiyyin yang terdidik) memiliki hak-hak istimewa politik (disebut imamat) dengan puncaknya Ayatullah al 'Uzma (pertama Imam Khumaini kemudian digantikan Khameini).

Syari'ah
Secara harfiah, syari'ah artinya jalan, sedangkan sebagai istilah keislaman, syari'ah adalah dimensi hukum atau peraturan dari ajaran Islam. Mengapa disebut syari'ah adalah karena aturan itu dimaksud memberikan jalan atau mengatur lalu lintas perjalanan hidup manusia. Lalu lintas perjalanan hidup manusia itu ada yang bersifat vertikal dan ada yang bersifat horizontal, maka syari'ah juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan menusia dengan sesama manusia. Aturan hubungan manusia dengan Tuhan berujud kewajiban manusia menjalankan ritual ibadah (Rukun Islam yang lima). Aturan dalam ritual ibadah berisi ketentuan tentang syarat, rukun, sah, batal, sunnat (dalam haji ada wajib), makruh. Prinsip ibadah itu tunduk merendah kepada Tuhan, tidak banyak mempertanyakan kenapa begini dan begitu, pokoknya siap mengerjakan perintah dan tidak berani melanggar sedikitpun.

Sedangkan lalu lintas pergaulan manusia secara horizontal disebut mu'amalah. Prinsip bermu'amalah adalah saling memberi manfaat, mengajak kepada kebaikan universal (alkhair), memperhatikan norma- norma kepatutan (al ma'ruf) dan mencegah kejahatan tersembunyi (al munkar). Karena manusia sangat heterogin, maka aturan bermu'amalah sifatnya dinamis, dan merespond perubahan, dengan prinsip-prinsip (1) pada dasarnya agama itu tidak picik, mudah dan tidak mempersulit ('adam al haraj). (2) memperkecil beban, tidak untuk memberatkan (at taqlil fi at taklif), dan (3) pengetrapan aturan hukum secara bertahap (at tadrij fi at tasyri'). Karena adanya prinsip-prinsip inilah maka peranan manusia –dalam hal ini ulama- dalam merumuskan aturan-aturan syari'at sangat besar dalam bentuk ijtihad, yakni dengan akal dan hatinya merumuskan ketentuan-ketentuan hukum berdasarkan al Qur'an dan hadis . Al Qur'an menjelaskan sangat detail tentang waris, tetapi selebihnya hanya dasar-dasarnya saja yang disebut. Tentang politik misalnya, al Qur'an tidak menentukan bentuk negara, apakah republik atau kerajaan. Contoh pemerintahan Nabi dan khulafa Rasyidin juga sangat terbuka untuk disebut kerajaan atau republik.

Dari sudut keilmuan, syari'ah kemudian melahirkan ilmu yang disebut fiqh, ahlinya disebut faqih-fuqaha. Karena fiqh itu produk ijtihad maka tidak bisa dihindarkan adanya perbedaan pendapat, maka lahirnya pemikian mazhab; yang terkenal Syafi'i, Maliki, Hanafi dan Hambali. Ulama yang tinggal di kota metropolitan pada umumnya memiliki pandangan yang dinamis dan rationil, sedangkan ulama yang tinggal di kota agraris (Madinah misalnya) pada umumnya puritan dan tradisional. Kajian fiqh berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, maka disamping ada fiqh ibadah, fiqh munakahat, fiqh al mawarits juga ada fiqh politik (fiqh as siyasah), sekarang sedang dikembangkan fiqh sosial, fiqh jender, fiqh Indonesia, fiqh gaul dan sebagainya.

Akhlak
Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam. Kualitas keberagamaan justeru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusyu'annya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek dari mana dan untuk apa, jabatan, dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan bukan apa yang diterima.

Karena akhlak juga merupakan subsistem dari sistem ajaran Islam, maka pembidangan akhlak juga vertikal dan horizontal. Ada akhlak manusia kepada Tuhan, kepada sesama manusia, kepada diri sendiri dan kepada alam hewan dan tumbuhan. Definisi akhlak adalah : keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara spontan tanpa berfikir untung rugi. Kajian mendalam tentang akhlak dilakukan oleh ilmu yang disebut ilmu tasauf.

Memahami Ajaran Islam Dalam Struktur ISLAM-IMAN-IHSAN
Dalam hadis yang terkenal dikisahkan adanya dialog malaikat Jibril (yang menyamar menjadi tamu) dengan Nabi Muhammad tentang Islam, Iman dan Ihsan. Nabi menerangkan bahwa Islam adalah syahadat, salat dst (rukun Islam), Iman adalah percaya kepada Allah, malaikat dst (rukun iman) sedangkan ihsan adalah kualitas hubungan manusia dengan Tuhan (merasa melihat atau sekurang-kurangnya merasa dilihat oleh Tuhan ketika sedang beribadah, an ta'budallaha ka annaka tarahu wa in lam takun tarahu fa innahu yaraka). Konsep ihsanlah nanti yang menjadi pijakan ilmu tasauf, yaitu rasa dekat dan komunikatif dengan Tuhan.

Sebagai sistem, teori struktur Islam-Iman–Ihsan dapat dimisalkan sebagai buah kelapa dimana Islam adalah kulit, Iman adalah daging kelapa, sedangkan ihsan adalah minyaknya, ketiganya saling berhubungan. Kulit kelapa yang besar biasanya dagingnya besar dan minyaknya banyak. Daging kelapa bertahan lama jika ia tetap terbungkus kulitnya, jika dipisahkan maka ia cepat membusuk. Iman akan mudah luntur jika tidak dilindungi oleh amaliah ibadah. Tetapi ada juga kelapa yang kulitnya besar ternyata tidak ada dagingnya, dan apalagi minyaknya (gabug). Demikian juga ada orang yang demontrasi Islamnya sangat menonjol, tetapi kualitas imannya lemah, apalagi moralitasnya.

Wallohu a'lamu bissawab.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com

Mengapa Islam Diturunkan Pertama Kali di Negeri Arab?

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du

Ulama sejarah Syeikh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi, di awal pembahasan beliau dalam kitabnya Fiqhus-Shirah mencantumkan satu judul: Sirru Ikhtiyari Jaziratil Arab ... (rahasia dipiihnya jazirah Arabia sebagai awal mula risalah).
Beliau menyebutkan paling tidak ada 5 hikmah atau rahasia dipilihnya Jazirah Arabia sebagai awal penyebaran risalah Islam, yaitu:

I. Di Jazirah Arab Ada Rumah Ibadah Pertama

Tanah Syam (Palestina) merupakan negeri para nabi dan rasul. Hampir semua nabi pernah ada di tanah itu. Sehingga hampir semua agama dilahirkan di tanah ini. Yahudi dan Nasrani adalah dua agama besar dalam sejarah manusia yang dilahirkan di negeri Syam.

Namun sesungguhnya rumah ibadah pertama di muka bumi justru tidak di Syam, melainkan di Jazirah Arabia. Yaitu dengan dibangunnya rumah Allah (Baitullah) yang pertama kali di tengah gurun pasir Jazirah Arabia.

Rumah ibadah pertama itu menurut riwayat dibangun jauh sebelum adanya peradaban manusia. Adalah para malaikat yang turun ke muka bumi atas izin Allah untuk membangunnya. Lalu mereka bertawaf di sekeliling Ka'bah itu sebagai upaya pertama menjadikan rumah itu sebagai pusat peribadatan umat manusia hingga hari kiamat menjelang.

Ketika Adam as diturunkan ke muka bumi, beliau diturunkan di negeri yang sekarang dikenal dengan India. Sedangkan istrinya diturunkan di dekat Ka'bah. Lalu atas izin Allah keduanya dipertemukan di Jabal Rahmah, beberapa kilometer dari tempat dibangunnya Ka'bah.

Maka jadilah wilayah sekitar Ka'bah itu sebagai tempat tinggal mereka dan Ka'bah sebagai tempat pusat peribadatan umat manusia. Dan disitulah seluruh umat manusia berasal dan di tempat itu pula manusia sejak dini sudah mengenal sebuah rumah ibadah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS Ali Imran: 96)

II. Jazirah Arabia Posisinya Strategis

Bila kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia.

Sejak masa Rasulullah SAW, posisi Jazirah Arabia adalah posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia.

Bahkan di masa itu, bangsa Arab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri Timur seperti Persia. Dalam literatur fiqih Islam, baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang yang berlaku.

Ini menunjukkan bahwa Jazirah Arab punya akses yang mudah baik ke Barat maupun ke Timur. Bahkan ke Utara maupun ke Selatan, yaitu Syam di Utara dan Yaman di Selatan.

Dengan demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan posisi Jazirah Arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.

Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah Kutub Utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di berbagai peradaban dunia.

Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.

Sebaliknya, Jazirah Arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para dai Islam bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah.

Sehingga di abad pertama hijriyah sekalipun, Islam sudah masuk ke berbagai pusat peradaban dunia. Bahkan munurut HAMKA, di abad itu Islam sudah sampai ke negeri nusantara ini. Dan bahkan salah seorang shahabat yaitu Yazid bin Mu'awiyah ikut dalam rombongan para dai itu ke negeri ini dengan menyamar.

III. Kesucian Bangsa Arab

Stigma yang selama ini terbentuk di benak tiap orang adalah bahwa orang Arab di masa Rasulullah SAW itu jahiliyah. Keterbelakangan teknologi dan ilmu pengetahuan dianggap sebagai contoh untuk menjelaskan makna jahiliyah.

Padahal yang dimaksud dengan jahiliyah sesungguhnya bukan ketertinggalan teknologi, juga bukan kesederhanaan kehidupan suatu bangsa. Jahiliyah dalam pandangan Qur'an adalah lawan dari Islam. Maka hukum jahiliyah adalah lawan dari hukum Islam. Kosmetik jahiliyah adalah lawan dari kosmetik Islam. Semangat jahiliyah adalah lawan dari semangat Islam.

Bangsa Arab memang sedikit terbelakang secara teknologi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa arab hidup dengan kemurnian nilai kemanusiaan yang masih asli.

Maka sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota.

Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian dari harga diri seorang Arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa Arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.

Ketika bangsa lain mengalami degradasi moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling Ka'bah tidak lain karena pengaruh interaksi mereka dengan peradaban Barat yang amat menggemari patung. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di Arab tidak lain hanyalah pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya Romawi, Yunani dan Yaman.

Termasuk juga minum khamar yang memabukkan, adalah budaya yang mereka import dari luar peradaban mereka.

Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja. Dan watak dasar seperti ini dibutuhkan untuk seorang dai, apalagi generasi dai pertama.

Mereka tidak pernah merasa perlu untuk memutar balik ayat Allah sebagaimana Yahudi dan Nasrani melakukannya. Sebab mereka punya nurani yang sangat bersih dari noda kotor. Yang mereka lakukan adalah taat, tunduk dan patuh kepada apa yang Allah perintahkan. Begitu cahaya iman masuk ke dalam dada yang masih bersih dan suci, maka sinar itu membentuk proyeksi iman yang amat luar biasa. Berbeda dengan bani Israil yang dadanya sesat dengan noda jahiliyah, tak satu pun ayat turun kecuali ditolaknya. Dan tak satu pun nabi yang datang kecuali didustainya.

Bangsa Arab tidak melakukan hal itu saat iman sudah masuk ke dalam dada. Maka akhir sirah nabawiyah adalah akhir yang paling indah dibandingkan dengan nabi lainnya. Sebab pemandangannya adalah sebuah lembah di tanah Arafah di mana ratusan ribu bangsa Arab berkumpul melakukan ibadah haji dan mendengarkan khutbah seorang nabi terakhir. Sejarah Rasulullah berakhir dengan masuk Islamnya semua bangsa arab. Bandingkan dengan sejarah Kristen yang berakhir dengan terbunuhnya (diangkat) sang nabi. Atau yahudi yang berakhir dengan pengingkaran atas ajaran nabinya.

Hanya bangsa yang hatinya masih bersih saja yang mampu menjadi tiang pancang peradaban manusia dan titik tolak penyebar agama terakhir ke seluruh penjuru dunia.

IV. Faktor Bahasa

Sudah menjadi ketetapan Allah SWT untuk mengirim nabi dengan bahasa umatnya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi antara nabi dan umatnya.

Namun ketika semua nabi telah terutus untuk semua elemen umat manusia, maka Allah menetapkan adanya nabi terakhir yang diutus untuk seluruh umat manusia. Dan kelebihannya adalah bahwa risalah yang dibawa nabi tersebut akan tetap abadi terus hingga selesainya kehidupan di muka bumi ini.

Untuk itu diperlukan sebuah bahasa khusus yang bisa menampung informasi risalah secara abadi. Sebab para pengamat sejarah bahasa sepakat bahwa tiap bahasa itu punya masa eksis yang terbatas. Lewat dari masanya, maka bahasa itu akan tidak lagi dikenal orang atau bahkan hilang dari sejarah sama sekali.

Maka harus ada sebuah bahasa yang bersifat abadi dan tetap digunakan oleh sejumlah besar umat manusia sepanjang masa. Bahasa itu ternyata oleh pakar bahasa adalah bahasa Arab, sebagai satu-satunya bahasa yang pernah ada dimuka bumi yang sudah berusia ribuan tahun dan hingga hari ini masih digunakan oleh sejumlah besar umat manusia.

Dan itulah rahasia mengapa Islam diturunkan di Arab dengan seorang nabi yang berbicara dalam bahasa Arab. Ternyata bahasa Arab itu adalah bahasa tertua di dunia. Sejak zaman nabi Ibrahim as bahasa itu sudah digunakan. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa umat manusia yang pertama.

Logikanya sederhana, karena ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa bahasa ahli surga adalah bahasa Arab. Dan asal-usul manusia juga dari surga, yaitu nabi Adam dan istrinya Hawwa yang keduanya pernah tinggal di surga. Wajar bila keduanya berbicara dengan bahasa ahli surga. Ketika keduanya turun ke bumi, maka bahasa kedua 'alien' itu adalah bahasa Arab, sebagai bahasa tempat asal mereka. Dan ketika mereka berdua beranak pinak, sangat besar kemungkinannya mereka mengajarkan bahasa surga itu kepada nenek moyang manusia, yaitu bahasa Arab.

Sebagai bahasa yang tertua di dunia, wajarlah bila bahasa Arab memiliki jumlah kosa kata yang paling besar. Para ahli bahasa pernah mengadakan penelitian yang menyebutkan bahwa bahasa Arab memiliki sinonim yang paling banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misalnya untuk seekor unta, orang arab punya sekitar 800 kata yang identik dengan unta. Untuk kata yang identik dengan anjing ada sekitar 100 kata.

Maka tak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa menyamai bahasa Arab dalam hal kekayaan perbendaharaannya. Dan dengan bahasa yang lengkap dan abadi itu pulalah agama Islam disampaikan dan Al-Qur'an diturunkan.

V. Arab Adalah Negeri Tanpa Kemajuan Material Sebelumnya

Seandainya sebelum turunnya Muhammad SAW bangsa Arab sudah maju dari sisi peradaban materialis, maka bisa jadi orang akan menganggap bahwa Islam hanyalah berfungsi pada sisi moral saja. Orang akan beranggapan bahwa peradaban islam hanya peradaban spritualis yang hanya mengacu kepada sisi ruhaniyah seseorang.

Namun ketika Islam diturunkan di Jazirah Arabia yang tidak punya peradaban materialis lalu tiba-tiba berhasil membangun peradaban materialis itu di seluruh dunia, maka tahulah orang-orang bahwa Islam itu bukanlah makhluq sepotong-sepotong. Mereka yakin bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang multi dimensi. Islam mengandung masalah materi dan rohani.

Ketika sisi aqidah dan fikrah bangsa Arab sudah tertanam dengan Islam, ajaran Islam kemudian mengajak mereka membangun peradaban materialis yang menakjubkan dalam catatan sejarah manusia. Pusat-pusat peradaban berhasil dibangun bangsa-bangsa yang masuk Islam dan menjadikan peradaban mereka semakin maju.

Logikanya, bila di tanah gersang padang pasir itu bisa dibangun peradaban besar dengan berbekal ajaran Islam, maka tentu membangun peradaban yang sudah ada bukan hal sulit.

Wallahu a'lam bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Ahmad Sarwat, Lc.

Milis Sabili
Dikirim oleh: Ummu Ja'far

The Pig

Babi dari dulu bertanggungjawab atas terjadinya berbagai macam penyakit. Umumnya penyakit yang ditimbulkan oleh babi sangat-sangat misterius. Tahun 1918, babi bertanggungjawab atas berjangkitnya penyakit yang bernama "Spanish Flu". Menurut kabar resmi 21 juta nyawa melayang akibat penyakit ini. Kabar tak resmi menyebut angka 40 juta.

Belum lama, ketika berjangkit SARS, babi juga jadi monster yang menakutkan. Semenanjung China dan Singapura jadi sepi pengunjung. Lalu, lagi-lagi babi yang menjadi biang kerok merebaknya Nipah Virus, yang membunuh sedikitnya 100 orang di Malaysia.

Bulan Agustus 2005, di China puluhan orang mendadak mati, dengan gejala misterius, seperti mual, demam, muntah-muntah dan pendarahan di bawah kulit. Mereka adalah para petani yang secara langsung melakukan kontak dengan babi-babi.

Sekarang di Indonesia sedang heboh membicarakan Flu Burung. Flu burung sendiri sebetulnya hanya penyakit yang menular dari unggas ke unggas, seperti ayam, burung, bebek dan sama sekali tidak bisa menular kepada jenis hewan lain, seperti kadal, kelinci, atau primata seperti, kera, baboon, monyet dan manusia (dalam dunia biologi, manusia termasuk primata lho, jangan marah), karena kelainan GEN antara manusia dan unggas.

Flu burung sendiri termasuk salah satu dari 15 afian influenza yang secara rutin menyerang para hewan unggas. Pasti kita sering mendengar wabah penyakit unggas, yang biasanya menyerang ayam secara massal, seperti tetelo dll. Itu juga termasuk afian influenza atau flu burung. Tidak heran kalau para peternak ayam sering ditinggal mati mendadak oleh ternaknya secara berjamaah. Lalu kenapa flu burung bisa masuk ke tubuh manusia dan hewan lainnya? Ini yang menjadi "misterius link". Ternyata lagi-lagi si babi yang musti bertanggungjawab.

Ceritanya begini, Virus flu burung secara diam-diam merasuk ke dalam tubuh si babi dan tubuh si babi secara alami menjadi lahan yang subur bagi firus flu burung untuk bermutasi menjadi jenis H5n1 yang bisa menembus kekebalan tubuh manusia. Lalu virus yg sudah bermutasi tersebut lompat lagi dari babi ke unggas, ke hewan lainnya, dan manusia. Nah, kini kemampuan si virus bukan hanya menjangkiti unggas-unggas, tapi sudah pandai pula menjangkiti manusia. Dan pada tingkat yang lebih parah nantinya, virus itu bisa menular dari manusia ke manusia. Tidak heran kalau detektif depkes RI sampai sekarang tidak menemukan tokoh intelektual dibalik terbunuhnya para penderita flu burung. Karena walaupun mereka, para korban, tidak makan ayam atau tidak punya unggas, bisa jadi virus itu dari jenis binatang lainnya.

Kembali ke cerita si babi. Hebatnya si babi ini, walaupun menjadi lahan subur bagi berkembangnya berbagai macam virus dan penyakit, si babi sendiri tidak menderita penyakit tersebut! Ini yang masih menjadi bahan penyelidikan para ahli. (Makanya tidak ada babi yang beli obat ke apotik). Kenapa sih berbagai penyakit dan virus mematikan dari babi bisa dengan mudah bermutasi, dan menyerang manusia?

Pertama, karena kedekatan DNA (Deoxyribo Nucleid Acid) manusia dan babi hanya selisih 3 persen saja. Tidak heran kalau anatomi tubuh babi, lebih mirip manusia. Hingga organ tubuh babi lebih cocok digunakan untuk transplantasi / cangkok organ tubuh manusia. Bahkan suatu riset di Australia pernah mencoba mencampur sperma manusia dan indung telur babi untuk dibuahi. Dan ternyata berhasil. Karena DNA manusia dan babi sangat-sangat mirip. Hanya hasil dari riset pembuahan itu tidak dipublikasikan, menjadi manusia atau babi, atau manusia setengah babi, atau babi setengah manusia.

Kedua, babi mempunyai PERV (Porcine Endogenous Retrovirus), semacam virus asli yang diindap babi. Dengan kata lain, sejak lahir babi di seluruh dunia sudah memiliki Deoxyribo Nucleid Acid yang mengandung Porcine Endogoneous Retrovirus, yang berpotensi menyebar berbagai macam penyakit. Sekurangnya 25 jenis virus yang berbeda dari babi, dapat menjangkiti manusia.

The National Institute Standard Tecnology (NIST) pernah menghabiskan dana sebesar US$ 1,9 juta dalam rangka menghilangkan Porcine Endogenous Retrovirus dari babi, tapi gagal. Jadi tidak heran, kalau sedari dulu lagi, Islam melarang pemeluknya untuk mencerna segala produk makanan yang mengandung unsur B2 (babi) ini. Lagian masih banyak jenis makanan lain, yang free PERV, seperti ayam, kalkun, sapi, tempe, tahu dll.

Dan kalau ada rekan non-muslim yang menawari saya makan babi, karena kekerabatan DNA itu, saya lebih suka mengatakan, supaya lebih mudah, "No, thanks, he is our brother".

~M. Noer Arifin~
Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dari berbagai sumber

Why A Muslim Can't Eat Pork

Bob: Tolong beritahu saya, mengapa seorang Muslim sangat mementingkan mengenai kata-kata "Halal" dan "Haram"; apa arti dari kata-kata tersebut?

Yunus: Apa-apa yang diperbolehkan diistilahkan sebagai Halal, dan apa-apa yang tak diperbolehkan diistilahkan sebagai Haram, dan Al-Qur'anlah yang menggambarkan perbedaan antara keduanya.

Bob: Dapatkah anda memberikan contoh?

Yunus: Ya, Islam telah melarang segala macam darah. Anda akan sependapat bahwa analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat), suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.

Bob: Anda benar mengenai sifat beracun dari uric acid, dalam tubuh manusia. Senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya kita diberitahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.

Yunus: Sekarang saya rasa anda akan menghargai metode prosedur khusus dalam penyembelihan hewan dalam Islam.

Bob: Apa maksud anda?

Yunus: Begini... seorang penyembelih, selagi menyebut nama dari Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh.

Bob: Oh begitu... Dan hal ini menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya.

Yunus: Ya, sebab jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada masa kini lah, para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.

Bob: Selanjutnya, selagi masih dalam topik makanan; Mengapa para Muslim melarang pengkonsumsian daging babi, atau ham, atau makanan lainnya yang terkait dengan babi?

Yunus: Sebenarnya, diluar dari larangan Al-Qur'an dalam pengkonsumsian babi, bacon; pada kenyataannya dalam Bible juga, pada Leviticus bab 11, ayat 8, mengenai babi, dikatakan, "Dari daging mereka (dari "swine", nama lain buat "babi") janganlah kalian makan, dan dari bangkai mereka, janganlah kalian sentuh; mereka itu kotor buatmu."

Lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.

Namun diluar itu semua, saya yakin anda tahu betul mengenai efek-efek berbahaya dari komsumsi babi, dalam bentuk apapun, baik itu pork chops, ham, atau bacon.

Bob: Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya.

Yunus: Ya, dan diluar itu semua, sebagaimana kita membicarakan mengenai kandungan uric acid dalam darah, sangat penting untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.

Milis Sabili
Dikirim oleh: Shendy Achmadi

Kiat Sehat Ala....Rasulullah



Rasulullah bersabda: "Mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu'min yang lemah ....." (HR. Muslim)

Bagaimana agar senantiasa sehat seperti Rasulullah? Ikuti resep berikut:

  1. Selalu Bangun Sebelum Shubuh
    Rasulullah selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum shubuh, melaksanakan shalat sunah dan shalat Fardhu, shalat shubuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain:
    • Berlimpah pahala dari Allah
    • Kesegaran udara shubuh yang bagus untuk kesehatan misalnya untuk terapi penyakit TBC
    • Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan
  2. Aktif Menjaga Kebersihan
    Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jum'at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi.
    "Mandi pada hari Jum'at adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman" (HR. Muslim)

  3. Tidak Pernah Banyak Makan
    Sabda Rasulullah: "Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)" (Muttafaq Alaih)
    Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda: Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.

  4. Gemar Berjalan Kaki
    Rasulullah selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.

  5. Tidak Pemarah
    Nasihat Rasulullah: "Jangan Marah" diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.
    Ada terapi yang tepat untuk menahan marah:
    • Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
    • Membaca Ta'awwudz (a'udzubillahiminasysyaithonirrajiim), karena marah itu dari Syaithan
    • Segeralah berwudhu
    • Shalat 2 Rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati
  6. Optimis Dan Tidak Putus Asa
    Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqamah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT.

  7. Tak Pernah Iri Hati
    Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. Kecuali untuk iri kepada 2 hal:
    • Iri kepada orang yang memiliki harta yang melimpah tapi tidak segan untuk menafkahkan hartanya dijalan kebaikan
    • Iri kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas tapi tidak sungkan untuk mengajarkannya kepada orang lain siapa pun tanpa pilih kasih


Milis Eramuslim
Dikirim oleh: Eight

Gerakan Sholat Bermanfaat Untuk Kesehatan Tubuh




eramuslim - Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tapi juga gerakan-gerakan sholat adalah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaannya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan sholat, merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam sholat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:

Takbiratul Ihram: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku': Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I'tidal: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: i'tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

Sujud: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam: Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Bahwa darah tidak akan memasuki urat syaraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang sholat yakni ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam sholat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah sholat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya. Masih dalam posisi sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Yang menarik, menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul "Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi" dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.

Sholat tahajud ternyata bukan hanya sekadar sholat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi.

Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kotrisol pada pagi hari normalnya anatra 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa didindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Bergitu sebaliknya, ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Menurut DR. Sholeh. Orang stres itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infkesi. Dengan tahajjud yang dialakukan secara rutin dan disertai perasaan ihklas serata tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.

Milis Eramuslim
Dikirim oleh: Zamah Saari

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Translate

Blog Archive