Ketika Berada di Dalam Majlis

Senin, 09 Agustus 2010

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa menghindar dari pergaulan, dan dalam pergaulan untuk berbagai urusan pasti kita berbicara antara yang satu dengan yang lainnya. Ada kalanya urusan yang kita kerjakan hanya diantara dua orang, tetapi terkadang harus diselesaikan menyangkut orang banyak, dan dilakukan dalam suatu majlis atau sebuah forum. Majlis itu mungkin majlis musyawarah, majlis mu'amalah, boleh jadi majlis belajar atau pengajian.

Agama Islam mengajarkan kepada kita adab ketika kita berada dalam suatu majlis, sebagai berikut:

  1. Hendaknya masuk ke majlis setelah terlebih dahulu minta izin atau melalui prosedur semestinya. Memasuki majlis tanpa izin dapat menimbulkan kecurigaan dan menyalahi tata krama pergaulan.

    Allah berfirman: Yaa 'ayyuhalladziina aamanu latad huluu buyuutan ghaira buyuu tikum hattaa tasta' nisuu wa tusallimuu 'alaa ahlihaa dzaa likum khairullakum la'allakum tadzakkaruuna.

    Artinya: Wahai orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta permisi dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, mudah-mudahan kamu (selalu) teringat. (an Nur: 27)

  2. Memberi salam ketika masuk dan ketika meninggalkan majlis. Salam pertama sebagai tanda ia hadir di majlis, dan salam kedua sebagai tanda pamitan meninggalkan majlis. Perilaku demikian itu mengundang simpatik antara anggauta majlis.

  3. Jika anda datang ke majlis pada awal waktu, hendaknya memberi jalan atau tempat kepada orang yang datang belakangan.

    Allah berfirman: Yaa 'ayyuhal ladziina aamanuu idzakiila lakum tafassakhuu fil majaalisi fafsahuu yafsahillaahu lakum.

    Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah di dalam majlis, maka berlapang-lapanglah kamu supaya Allah melapangkan kepadamu. (QS al Mujadalah: 11)

  4. Termasuk adab majlis adalah tidak duduk dengan perilaku yang tidak sopan atau mengambil ruang lebih banyak dari semestinya sehingga mengganggu orang lain, atau mengambil tempat yang telah diketahui disediakan untuk orang lain.

  5. Tidak memisahkan diantara dua orang anggauta majlis, kecuali dengan seizin mereka. Memisahkan dua orang tanpa izin disamping mengganggu juga mengesankan arogansi.

    Rasulullah bersabda: Tidak halal bagi seseorang memisahkan antara dua orang teman tanpa seizin keduanya.

  6. Tidak memindahkan seseorang dari tempat duduknya dengan tujuan untuk ditempati sendiri, karena hal itu disamping mengganggu orang lain juga tidak pantas, tidak etis serta mengandung arti kesombongan.

    Rasulullah bersabda: Tidak boleh seseorang memindahkan orang lain dari tempat duduknya untuk ditempati oleh dirinya sendiri. (HR.Bukhari)

  7. Tahu diri dalam memilih tempat duduk. Bahwa duduk di bagian belakang kemudian dipersilahkan pindah ke depan itu lebih baik daripada memilih duduk di bagian depan (yang memang disediakan untuk orang lain) tetapi kemudian dimohon mundur ke belakang (karena yang berhak duduk sudah hadir).

  8. Menutup pertemuan dengan doa kaffarah, yakni memohonkan ampun dari dosa yang mungkin dilakukan selama mengikuti pertemuan, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, sebagai berikut:

    Subha naka Allahumma wa bihamdika asyhadu an la ila ha illa anta astaghfiruka wa atu bu ilaika.

    Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada Mu dan bertaubat kepada Mu.

    Manurut hadis Rasulullah, barang siapa menyadari kesalahannya selama dalam majlis, kemudian sebelum berdiri meninggalkan majlis membaca doa tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosa dari kesalahannya itu. (HR. Muslim)

Wassalam,
agussyafii
http://www.labschoolcinere.net

0 komentar:

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Translate

Blog Archive