Bergeraklah agar Sehat dan Bugar

Selasa, 29 Juni 2010

PENYAKIT tidak menular atau penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan sebagainya, menurut penelitian sejumlah pusat kerja sama (collaborating center) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, merupakan penyebab 60 persen kematian dan 43 persen beban penyakit global. Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73 persen kematian dan 60 persen beban penyakit global.

"Penyebab utama penyakit tidak menular adalah kurang gerak, merokok, dan pola makan salah. Karena itu tema Hari Kesehatan Sedunia ke-54 tanggal 7 April tahun 2002 adalah "Move for Health". Melakukan aktivitas di samping pembatasan rokok dan mengubah pola makan merupakan kunci hidup sehat," ujar Kepala Perwakilan WHO di Indonesia Dr George Petersen dalam jumpa pers, Senin (1/4) lalu. Di Indonesia tema itu diterjemahkan sebagai "Bergerak agar Sehat dan Bugar".
Menurut panduan WHO yang dimaksud bergerak tidak hanya kegiatan olahraga, melainkan juga pekerjaan rumah tangga, jalan kaki, naik tangga, berdansa dan sebagainya. WHO menyarankan setiap orang bergerak 30 menit per hari. Bisa olahraga atau gabungan olahraga dengan kegiatan lain. Misalnya, joging 10 menit, mengepel lantai 10 menit dan berkebun 10 menit.

Dimanja teknologi
Menurut Menteri Kesehatan Achmad Sujudi, Indonesia menghadapi beban ganda. Penyakit infeksi menular masih dominan, sementara penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab utama kematian.
Hal itu dipicu oleh kemajuan teknologi seperti adanya remote control, lift yang memanjakan sehingga orang tidak perlu banyak bergerak. Padahal bergerak membuat otot meregang dan berkerut, membuat aliran darah lancar, jantung lebih kuat serta memperbaiki keseimbangan dan koordinasi sistem saraf. Oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan tubuh bisa terdistribusi dengan baik. Sebaliknya sisa metabolisme dapat segera diangkut ke organ pembuangan untuk diproses sehingga tidak menumpuk dan menimbulkan penyakit.
"Bergerak agar sehat perlu menjadi gerakan masyarakat. Keterbatasan ruang dan waktu bagi penduduk perkotaan tidak perlu jadi alasan. Bergerak bisa dilakukan misalnya memilih naik tangga daripada lift, parkir atau turun dari bus beberapa meter dari kantor. Hari libur atau Minggu digunakan untuk berolahraga di lapangan terbuka, sekitar Monas atau Senayan," saran Menkes.
Direktur Olahraga Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional dr Dwi Hatmisari Amabarrukmi menambahkan, Depdiknas mengembangkan berbagai modifikasi olahraga untuk ruang terbatas, misalnya senam, sehingga orang tetap bisa berolahraga. Selain itu anak sekolah didorong untuk mengikuti ekstrakurikuler olahraga.
Menurut Sekretaris Program Studi Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Kurnia Robby SpKO, semakin muda seseorang berhenti melakukan kegiatan fisik, semakin cepat terjadi penurunan komponen tubuh.
Joseano Waas dari Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) mengusulkan agar media elektronik setiap pagi menayangkan santapan jasmani berupa senam yang bisa diikuti oleh masyarakat.

Buat rencana
Olahraga teratur dapat melindungi tubuh dari kelebihan lemak darah, diabetes, kegemukan, hipertensi, osteoporosis, kanker kolorektal, kanker payudara, penyakit jantung koroner dan stroke. Aktivitas fisik juga meningkatkan fungsi psikologis, rasa percaya diri serta mengurangi stres.
Untuk memulai, Anda bisa membuat rencana latihan fisik. Pilih kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan fisik 30 menit per hari itu tidak perlu dilakukan sekaligus. Bisa diselang-seling dengan kegiatan lain.
Detak jantung merupakan alat ukur yang terbaik dari kebugaran jantung serta kemampuan jantung, paru dan sirkulasi darah untuk mencukupi kebutuhan oksigen tubuh selama kegiatan fisik.
Menjaga detak jantung sesuai dengan zona target selama dan setelah kegiatan fisik merupakan cara terbaik untuk memantau kebugaran tubuh. Cara mengukur detak jantung adalah menghitung denyut nadi di leher dengan jari telunjuk dan jari tengah selama 15 detik (lihat jarum detik jam tangan Anda). Kemudian jumlah denyut nadi dikalikan empat untuk mendapat detak jantung dalam satu menit. Bandingkan dengan daftar zona target detak jantung sesuai usia (lihat tabel).
Jika sesuai dengan zona target detak jantung, artinya Anda berolahraga dalam kadar yang cukup. Jika lebih tinggi dari zona target, berjalan-jalanlah perlahan selama beberapa menit sampai detak jantung kembali di zona target.
Jika Anda mengidap gangguan jantung, hipertensi, nyeri dada, pusing, kehilangan kesadaran, masalah tulang dan sendi, asma, sesak napas atau hamil, sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum berolahraga. (atk)

Sumber:
Kompas, Kamis, 04 April 2002
http://www.kompas.com/health/news/0204/04/073320.htm

0 komentar:

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Translate

Blog Archive