Melawan Lever dengan Obat Tradisional

Selasa, 29 Juni 2010


BERBICARA soal obat dan pengobatan tradisional, tak mungkin melewatkan H. Eep Rusmawan. Penduduk Jalan Cikole Wanaraja, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini sejak 25 tahun lalu menekuni cara penanggulangan penyakit hepatitis B dengan menggunakan ramuan tradisional khas Indonesia dipadukan dengan ramuan Cina kuno, buatan sendiri. Hasilnya, cukup meyakinkan. Pasien-pasien berdatangan dari berbagai pelosok dan dari berbagai lapisan. Kabar kemujaraban sistem pengobatan H. Eep melalui mulut pasen yang merasa terbantu tersembuhkan penyakitnya, berdampak luas.

Seperti diutarakan Eddy Apuy, wiraswasta muda penduduk Madiun, yang mendengar obat tradisional antilever (hepatitis) H. Eep, dari kenalannya. Ketika itu Eddy sedang merencanakan berobat ke luar negeri karena lever yang dideritanya selama kurang lebih 2 tahun semakin parah. Padahal, tak pernah henti diobati, baik secara modern maupun tradisional.

"Terdorong rasa penasaran dan mungkin putus asa, saya berangkat ke Wanaraja. Langsung diperiksa dan dianalisis, lalu diberi ramuan berbentuk kapsul. Saya disuruh datang lagi dua minggu kemudian. Dari dua kali pertemuan pertama itu, mulai terasa ada perubahan. Lever saya yang biasa kambuh, mulai normal. Setelah empat kali lagi diberi ramuan, saya yakin penyakit saya berangsur sembuh. Kini tinggal proses penyembuhan total dan penjagaan agar tidak kambuh lagi," kata Eddy yang sekarang masih rajin datang ke Wanaraja untuk silaturahmi dan konsultasi.

Hal yang sama dituturkan H. Alif, asal Riau. Pedagang hasil bumi yang lebih sering berada di Jakarta atau Bandung itu, pernah menderita komplikasi lever dan darah tinggi. Walaupun belum akut benar, cukup mengganggu kelancaran dan ketenangan bisnisnya.

Usaha mengatasi penyakit terus menerus dilakukan. Dua tiga orang ahli pengobatan tradisional sempat didatangi, di samping beberapa dokter spesialis. Lima bulan yang lalu ia diajak seorang kawannya, yang menderita rematik, berobat ke Wanaraja. Kawannya itu mendengar dari saudara-saudaranya yang pernah mendapat ramuan buatan H.Eep.

"Alhamdulillah, sekarang saya merasa fit. Lewat ramuan Pak Haji Eep, Tuhan memberi pertolongan, sehingga penyakit saya sembuh dalam waktu relatif singkat," kata H. Alif.

Terlalu banyak pendapat pasien dan bekas pasien H. Eep jika diruntut satu persatu di sini. Yang jelas, seperti tertera pada buku tamu, pasien H. Eep yang berdatangan dari hampir seluruh pelosok Nusantara, semua menuliskan kesan-kesan positif.

Sebagaimana promosinya yang nyaris diam-diam, ramuan antilever buatannya diam-diam menarik minat ahli farmasi dalam dan luar negeri. Tercatat nama-nama Dr. Gerard Mc. Rity, peneliti medis Universitas Cornell New Jersey, Amerika Serikat (AS), Prof. Dr. Chuang Haw Thung, ahli penyakit AS, dan Prof. Hideji Itokawa, dari Tokyo College of Pharmacy, konon telah menguji ramuan buatan H. Eep dan merekomendasikannya sebagai obat lever yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tentang perhatian dari kalangan ilmuwan itu terhadap ramuan buatannya, H. Eep, yang biasa dipanggil Aa, tidak bersedia berkomentar apa-apa.

"Itu urusan beliau-beliau. Yang penting buat Aa mah, mengamalkan sedikit pengetahuan bagi kebaikan dan kemanfaatan hidup. Selagi memiliki usia, Aa yang kebetulan punya sedikit pengetahuan dalam hal pengobatan tradisional, ingin menolong sesama manusia. Aa yakin kepada sabda Nabi Muhammad saw. setiap penyakit pasti ada obatnya. Nah, Aa mencoba menyediakan obat untuk penyakit yang diderita manusia, sambil bertawakal kepada Allah swt." kata H. Eep merendah.

Ramuan antilever produk H. Eep yang dinamakan Kan Yen, memang dianggap maskot ahli pengobatan tradisional Cikole tersebut. Padahal, ramuan anti penyakit lainnya pun, telah mulai dikembangkan. Di antaranya ramuan antirematik (fung seu), ramuan antikolestrol (tan ku sien), ramuan anti darah tinggi (sie ya kau). Bahkan sekarang H. Eep sedang mengembangkan ramuan antikanker payudara dan rahim.

"Mengapa memakai istilah Cina?" kata seorang pasien.

"Tanda hormat kepada sumber pengobatan yang saya gunakan. Ilmu pengobatan yang saya gunakan yaitu ilmu pengobatan tradisional Cina kuno. Walaupun sesungguhnya saya juga menggunakan bahan-bahan ramuan tradisional asli Indonesia, ditambah dari Taiwan, India, bahkan Brasil," ujar H. Eep.

Tradisional yang menginternasional, barangkali. Apalagi, jika melihat pasien H. Eep yang aneka ragam. Termasuk WNI keturunan yang kiranya ingin mencicipi ramuan obat leluhurnya dari tangan putra Garut asli ini. ADV/S-1 (11 April 2005)

Sumber :

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2005041102384230

15 Juni 2009

Sumber Gambar:

http://www.childrenscentralcal.org/HealthE/PublishingImages/em_0054.gif

0 komentar:

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Translate

Blog Archive